Mohon tunggu...
Dandung Nurhono
Dandung Nurhono Mohon Tunggu... Petani kopi dan literasi

Menulis prosa dan artikel lainnya. Terakhir menyusun buku Nyukcruk Galur BATAN Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tabyit, Amalan Wajib Puasa Ramadan yang Sering Terlupakan

2 Maret 2025   23:49 Diperbarui: 2 Maret 2025   23:49 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada amalan yang jadi pembeda antara satu ibadah dengan ibadah yang lainnya, yaitu "niat". Menurut Imam Syafi'i yang dimaksud niat adalah menyengaja untuk melakukan sesuatu disertai dengan pelaksanaannya. Niat bukan hanya ucapan semata tanpa makna, tetapi harus diteguhkan dalam hati untuk melaksanakan suatu ibadah dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Oleh sebab itu, niat menjadi dasar sahnya satu ibadah.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dikatakan, Innamal a'malu binniyat yang artinya "sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya". Kalimat tersebut berpasangan dengan kalimat berikutnya, yaitu wa innama likullimri'in maa nawaa, yang artinya "dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya".

Dua kalimat dalam hadis tersebut mempertegas pentingnya niat dalam setiap perbuatan. Tanpa adanya niat, perbuatan sepenting apa pun menjadi tidak berarti apa-apa bahkan menjadi sia-sia.

Demikian juga dalam ibadah puasa, niat disebut dengan tabyit yaitu bertekad (azzam) dalam hati untuk melaksanakan puasa di esok hari. Namun cara mengamalkannya berbeda dengan niat untuk ibadah lainnya seperti misalnya shalat.

Pada pelaksanaan ibadah shalat niat dilakukan persis atau hampir bersamaan waktunya dengan ketika memulai shalat. Sedangkan untuk ibadah puasa, niat dilakukan pada malam hari sebelum puasa dilaksanakan pada hari esoknya.

Dalam hadis riwayat Ad-Daruqutni dikatakan, "Tidak sah puasa bagi siapa yang tidak meniatkan puasa (pada sebagian malam)". Juga dalam hadis riwayat An-Nasai, "Barangsiapa yang tidak 'tabyit' (menjatuhkan niat pada malam hari) sebelum fajar, maka tidak ada puasa untuknya."

Dari penjelasan tersebut sebenarnya tabyit merupakan amalan yang sangat penting, meskipun keberadaannya di bulan ramadan tidak sepopuler buka puasa atau sahur dengan berbagai variasi serta aneka macam menunya. Sehingga tabyit sering tidak diperhatikan hingga terlupakan begitu saja. Padahal ia menjadi kunci utama dalam melaksanakan ibadah puasa.

Baca juga: Munggahan

Ibadah puasa dalam Islam ada yang hukumnya wajib dan yang sunnah. Berkenaan dengan tabyit terdapat perbedaan yang sangat mendasar terkait waktu mengamalkannya.

Untuk puasa wajib seperti puasa ramadan, puasa qadha, atau puasa nadzar, sahnya puasa apabila tabyit diamalkan pada malam hari sesuai dengan sabda Nabi SAW. Para jumhur ulama sepakat dengan hal itu disebabkan karena kesulitan dalam menentukan masuknya terbit fajar secara tepat.

Bagi yang menunaikan shalat tarawih berjamaah di masjid, biasanya tabyit puasa ramadan ini diucapkan bersama-sama ketika selesai menjalankan shalat witir setelah menuntaskan lebih dahulu shalat tarawih dan dipimpin langsung oleh imam shalat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun