Kerinduan kepada zaken kabinet sejatinya adalah kerinduan kepada pemerintahan yang fokus, jujur, dan bekerja dengan keahlian. Bukan berarti kita menolak politik, karena politik tetap penting sebagai sarana representasi rakyat. Namun, politik sebaiknya tidak menguasai seluruh sendi eksekutif. Biarlah politisi fokus memperkuat parlemen, menjadi pengawas yang kritis terhadap jalannya pemerintahan. Sementara itu, biarlah eksekutif diisi oleh para ahli yang bekerja dengan hati, data, dan kapasitas profesional.
Indonesia telah membuktikan di masa lalu bahwa zaken kabinet dapat membawa stabilitas dan hasil nyata, meski hanya sesaat. Kini, di tengah tuntutan zaman, mungkin sudah waktunya kita kembali merindukan---dan suatu saat merealisasikan---sebuah kabinet yang sepenuhnya bekerja berdasarkan keahlian.
Apakah hal itu mungkin diwujudkan? Jawabannya tergantung pada kemauan politik, keberanian presiden, dan dukungan rakyat. Tetapi kerinduan ini setidaknya mengingatkan kita bahwa politik yang sehat bukanlah politik yang serakah mengambil semua ruang, melainkan politik yang rela memberi tempat bagi para ahli demi kepentingan bangsa.
Dengan demikian, zaken kabinet bukan sekadar catatan sejarah. Ia adalah harapan yang terus hidup, doa yang tak padam, dan kerinduan yang selalu menguatkan kita: bahwa pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang berani menyerahkan tugas kepada ahlinya.***
Banda Aceh, 12 September 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI