Konflik Israel dan Hamas
Israel dan Hamas, serta Palestina secara keseluruhan, telah terlibat dalam konflik selama beberapa dekade, meskipun intensitasnya bervariasi dari waktu ke waktu. Berikut adalah beberapa poin penting yang berkaitan dengan lamanya konflik tersebut dan bagaimana ia berkembang:
- Awal Konflik :Â Ketegangan antara Israel dan Palestina dimulai sejak negara Israel didirikan pada tahun 1948. Faktor utama konflik adalah pengusiran dan perpindahan ratusan ribu warga Palestina selama Perang Arab-Israel 1948.
- Hamas Lahir : Hamas didirikan selama Intifada Pertama (1987--1993), sebuah pemberontakan Palestina yang signifikan melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza. Sejak itu, Hamas sering menyerang Israel.
- Blokade Jalur Gaza: Setelah Hamas mengambil alih Jalur Gaza pada tahun 2007, Israel melakukan blokade melalui darat, laut, dan udara, yang mengakibatkan berbagai konflik. Sejak saat itu, konflik bersenjata besar antara Israel dan Hamas sering terjadi. Ini terjadi pada tahun 2008-2009, 2012, 2014, 2021, dan baru-baru ini pada tahun 2023-2024.
- Durasi Serangan : Konflik aktif antara Israel dan Hamas telah berlangsung selama lebih dari 35 tahun, dengan puncaknya selama perang dan operasi militer besar. Namun, sejak lebih dari 75 tahun lalu, ketegangan dan insiden kekerasan telah meningkat di wilayah tersebut.
Meskipun setiap serangan atau eskalasi memiliki latar belakang dan jangka waktu yang berbeda, perselisihan ini merupakan bagian dari sejarah yang panjang yang melibatkan hak tanah, kedaulatan, dan identitas nasional kedua pihak.
Gencatan Senjata Israel dan Hamas
Puncaknya, Pada Minggu 19 Januari 2025 Israel dan Hamas akhirnya mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata permanen setelah bertahun-tahun konflik yang menyebabkan ribuan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan besar di Gaza dan Israel. Berbagai organisasi internasional, seperti Mesir, Qatar, dan PBB, melakukan upaya mediasi intensif untuk mencapai kesepakatan ini. Perjanjian ini menimbulkan harapan baru untuk perdamaian di wilayah Timur Tengah yang selama ini dilanda konflik berkepanjangan.
Konflik terbaru antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan besar ke wilayah selatan Israel, membunuh ribuan orang dan memicu respons militer besar dari Israel. (https://www.bbc.com/indonesia)
Setelah lebih dari lima belas bulan pertempuran, kedua belah pihak mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 19 Januari 2025. Serangan terakhir ini berlangsung dari Oktober 2023 hingga Januari 2025. (https://www.tempo.co/internasional)
Jumlah korban di pihak Palestina mencapai lebih dari 46.000 orang selama konflik, yang berlangsung dari 7 Oktober 2023 hingga Januari 2025, dan lebih dari 109.700 orang luka-luka. (https://www.antaranews.com/berita)
Namun, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet menyatakan bahwa angka kematian sebenarnya mungkin 41% lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh pemerintah. (https://www.tempo.co/internasional)
Hal ini menunjukkan bahwa mungkin ada sekitar 64.260 orang yang tewas.
Perbedaan ini disebabkan oleh banyak hal, seperti kekurangan data selama konflik dan kemungkinan korban yang tidak teridentifikasi.
Isi Perjanjian Gencatan Senjata
Kesepakatan gencatan senjata ini mencakup sejumlah poin penting yang dirancang untuk menciptakan stabilitas di wilayah tersebut. Berikut adalah isi utama perjanjian:
1. Penghentian Permusuhan
Kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan semua bentuk serangan, termasuk serangan udara, roket, dan operasi militer lainnya. Israel juga berkomitmen untuk tidak lagi melanjutkan serangan di Gaza, sementara Hamas berjanji menghentikan peluncuran roket ke wilayah Israel.
2. Pertukaran Tahanan dan Sandera
Hamas akan membebaskan beberapa sandera warga Israel yang mereka tahan, sementara Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, sebagai bentuk rekonsiliasi awal.
3. Penarikan Pasukan
Pasukan Israel akan ditarik dari area padat penduduk di Gaza dan ditempatkan di wilayah perbatasan. Langkah ini bertujuan untuk memungkinkan pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka yang hancur akibat perang.
4. Pembukaan Akses Bantuan Kemanusiaan
Blokade terhadap Gaza akan dilonggarkan, memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan seperti obat-obatan, makanan, dan bahan bangunan untuk rekonstruksi. Jalur penyeberangan juga akan dibuka untuk memfasilitasi arus barang dan orang.
5. Pembentukan Komite Internasional
Sebuah komite internasional yang terdiri dari mediator independen akan dibentuk untuk memantau pelaksanaan perjanjian dan memastikan kepatuhan dari kedua pihak.
Reaksi Dunia terhadap Gencatan Senjata
Kesepakatan ini disambut dengan berbagai reaksi dari komunitas internasional. Berikut adalah tanggapan dari beberapa pihak penting:
- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)Â
     Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan bahwa gencatan senjata ini adalah "langkah awal yang sangat penting" menuju perdamaian yang berkelanjutan. Ia mendesak kedua belah pihak untuk menjunjung tinggi perjanjian dan memanfaatkan momentum ini untuk membangun dialog lebih lanjut. - Amerika Serikat
     Presiden Amerika Serikat memberikan dukungannya terhadap kesepakatan ini, menyebutnya sebagai "kesempatan berharga untuk mengakhiri siklus kekerasan" Washington juga berjanji memberikan bantuan finansial untuk rekonstruksi Gaza. - Uni Eropa
    Uni Eropa memuji mediasi yang berhasil dilakukan oleh Mesir dan Qatar. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa menegaskan pentingnya membuka kembali jalur komunikasi antara Israel dan Palestina untuk mencapai solusi dua negara. - Reaksi Warga Palestina dan Israel
     Di Gaza, warga menyambut perjanjian ini dengan hati-hati, berharap perdamaian yang lebih panjang setelah bertahun-tahun konflik. Sementara itu, di Israel, beberapa pihak menyatakan skeptis terhadap implementasi jangka panjang dari gencatan senjata ini.
Harapan untuk Masa Depan
Meskipun perjanjian ini memberikan secercah harapan, tantangan besar tetap ada. Kedua belah pihak perlu menunjukkan komitmen nyata untuk menghormati isi perjanjian. Komunitas internasional juga memiliki peran penting dalam memastikan bahwa perdamaian ini dapat berlanjut dan tidak hanya menjadi gencatan senjata sementara.
Dalam beberapa pekan mendatang, perhatian dunia akan tertuju pada bagaimana kedua pihak melaksanakan kesepakatan ini. Apakah gencatan senjata ini akan menjadi dasar bagi perdamaian yang lebih kokoh atau hanya jeda sementara dalam siklus konflik, waktu yang akan menjawabnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI