Eksistensi hewan di banyak negara tidak hanya menjadi teman yang baik untuk manusia, sebut saja anjing atau kucing yang telah sejak lama diketahui menjadi hewan paling akrab dengan manusia. Namun demikian, keberadaan hewan juga membantu mobilitas manusia untuk melakukan berbagai aktifitas terutama dalam menempuh perjalanan jauh dengan memanfaatkan tenaganya, seperti tenaga kuda, kerbau atau sapi.
Delman merupakan salah satu kendaraan tradisional yang menggunakan tenaga kuda untuk beroperasi. Masyarakat di beberapa daerah menamainya berbeda-beda sesuai dengan karakter daerah dan desain moda tranportasi tradisional tersebut, ada yang menyebut andong, bendi, Nayor di kota kecil Cibadak Sukabumi, Kahar di daerah Majalengka dan lain-lain. Disetiap daerah di Indonesia, delman mempunyai nama atau istilah yang beragam.
Konon katanya, pada masa Pemerintahan Hindia-Belanda di Indonesia, Delman yang selalu diandalkan moda transportasi darat baik penumpang maupun barang, terutama sebelum masa kereta api dan kendaraan bermotor lainnya beroperasi di Indonesia. Tercatat pada tahun 1885, Forbes pernah menyewa delman untuk melakukan perjalanan dari Bogor menuju Bandung dengan biaya enam belas gulden dengan waktu tempuh selama tiga belas jam perjalanan.
Dengan semakin berkembangnya zaman, kendaraan tradisional ini pun tergerus oleh kemajuan zaman. Kendaraan yang pertama kali dikonstruksi oleh Insinyur Charles Theodore Deeleman ini semakin banyak menghilang dari ruang publik dimana mereka pernah eksis, mereka tergusur oleh laju kendaraan bermotor yang kian massiv, Deeleman adalah seorang ahli irigasi yang memilki bengkel besi di pesisir Batavia yang kini bernama Jakarta. Dan sudah bisa ditebak dari mana kata Delman berasal, tetapi  penamaan untuk kendaraan yang sama dan disebut Sado, beberapa literatur mengatakan nama itu berasal dari Bahasa Perancis dos--dos yang berarti saling memunggungi, karena posisi kuda memunggungi kusir dan kusir memunggungi penumpang.Â
Bentuk fisik kendaraan berubah cepat pada abad ke-19 sehingga memunculkan beragam  nama untuk jenis yang berbeda. Mislanya Dog-cart yang memiliki kesamaan dengan phaeton, yaitu kereta berkuda satu yang sporty dan ringan, curricle, kereta ringan yang tangkas dan ringan serta dapat dinaiki seorang pengendara dan pengemudi, tetapi berkuda dua.
Di Taman Kota Tasikmalaya yang baru selesai dibangun pada awal April 2017, ada sebuah pemandangan unik yang bisa anda lihat jika Anda berkunjung ke taman yang berlokasi tepat berada di depan Mesjid Agung, Kota Tasikmalaya. Kendaraan ini mirip Delman dan biasa beroperasi setelah malam hari tiba untuk sekedar berputar-putar mengitari taman kota atau menyusuri jalan-jalan di Kota Tasikmalaya.
Masyarakat disana menyebutnya bendi, namun dengan ukuran kendaraan yang lebih kecil dengan menggunakan velg dan ban motor sebagai roda penggerak. Pertanyaannya apakah masih layak disebut Bendi? Terlebih kendaraan tradisional ini digerakan oleh seekor domba jantan dan khusus untuk anak-anak yang ingin bermain-main di pusat kota.
"Namanya apa ya kalau begitu? Saya kira, ini bentuk kreativitas dan memanfaatkan peluang usaha saja, namanya juga cari uang kang. Tapi sayang dia lagi nggak ada ya, jadi kita nggak bisa ngasih banyak informasinya," ungkap salah seorang pengunjung Taman Kota Tasikmalaya.
Kehadiran Bendi dengan Domba sebagai penariknya cukup menyita banyak perhatian, selain tergolong masih baru beroperasi, aroma domba yang cukup khas membuat hidung tak nyaman karena baunya yang kurang sedap, kecuali saat terhidang menjadi satai, gulai dan domba guling.
Apakah nama yang cocok untuk delman jika berawak domba?