Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Apa yang kamu rasakan tetap penting, bahkan jika dunia sibuk sendiri.

Manusia yang pernah menahan banyak hal diam-diam.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Hak, Etika & Praktik Umum: Bolehkah Kita Sertakan Watermark pada Karya Hasil Prompting AI?

7 Oktober 2025   09:20 Diperbarui: 7 Oktober 2025   17:57 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prompting Canva AI tentang 7 Pilar Kampung Halaman ( Dokpri)

Klaim Watermark Menjadi Sah Jika:

  • Seseorang (seperti Maya) memberikan prompt spesifik dan mengedit hasil AI secara substansial (menyesuaikan warna, menambahkan elemen, memoles detail). Kontribusi kreatif ini membuatnya dianggap sebagai pencipta, sehingga berhak menyematkan watermark.
  • Sebuah lembaga memperoleh hak kepemilikan melalui kontrak atau lisensi dari kreator prompt.

2. Klaim yang Dipertanyakan

Jika sebuah perusahaan media menggunakan AI dengan prompt sangat umum ("pemandangan pantai") tanpa kontribusi kreatif yang signifikan, klaim mereka atas hak cipta dan oleh karena itu hak untuk menyematkan watermark bisa dipertanyakan.

Perspektif Etika: Kapan Watermark Menjadi Bermasalah?

Meskipun secara hukum seseorang mungkin berhak, etika menuntut transparansi dan penghormatan terhadap kontribusi kreatif.

Ilustrasi Kasus Pelanggaran Etika:

Seorang seniman amatir, Budi, membagikan karya AI-nya tanpa watermark di media sosial. Sebuah situs berita mengambil gambar tersebut, menambahkan watermark mereka, dan menggunakannya tanpa menyebutkan Budi. Tindakan ini dianggap tidak etis dan memicu perdebatan netizen karena melanggar hak moral Budi sebagai pihak yang memberikan prompt kreatif.

Etika Menuntut Lembaga Memastikan:

  1. Mereka memiliki hak yang jelas atas karya tersebut (sebagai pencipta prompt atau melalui izin tertulis).
  2. Mereka tidak menghapus kredit atau hak moral pihak lain yang berkontribusi.
  3. Mereka mematuhi ketentuan layanan platform AI yang digunakan.

Praktik Umum dan Tantangan di Dunia Nyata

Dalam praktik, watermark sudah menjadi hal biasa:

  • Media Online: Menyematkan logo untuk memperkuat identitas merek dan mencegah penyalahgunaan.
  • Seniman Individu: Menggunakan watermark untuk melindungi portofolio di platform seperti Instagram atau Behance.
  • Komunitas Open-Source: Menambahkan watermark untuk menunjukkan asal-usul proyek kolaboratif.

Tantangan Utama:

  • Beberapa platform AI (misalnya Midjourney) membatasi penggunaan komersial tanpa lisensi khusus. Menyematkan watermark untuk tujuan komersial tanpa mematuhi ketentuan ini dapat berujung masalah hukum.
  • Watermark yang terlalu mencolok dapat mengurangi nilai estetika karya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun