Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Hari Kopi Internasional

1 Oktober 2019   13:00 Diperbarui: 1 Oktober 2019   14:03 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Al-Kahf Melantun di atas Bukit

Langit belum menampakan tanda-tanda akan turun hujan, gemawan berarak saling berkejaran di atas bentang alam Pasirhaur Pasirlandak (Paha Pasland), Desa/Kecamatan Sukaratu yang lokasinya berada di kawasan dataran tinggi gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya.

Di sore itu, Sabtu (28/9) tenda-tenda dengan warna-warni cerah sudah berjejer rapi di atas hamparan tanah berpasir yang luasnya sekira dua hektare dengan rumput yang mulai mengering. Kemarau sudah cukup lama, membuat  rumput belum lebat dan hijau lagi, kondisi siang pun berdebu ketika angin kencang menyapu pasir dan rerumputan, namun puluhan tenda siap dijadikan tempat bermalam dan berlindung orang-orang yang kedinginan saat datang hujan atau angin kencang.

Para pegiat kopi dan barista serta pemilik kedai di Tasikmalaya, pecinta alam, warga sekitar, mahasiswa dan sejumlah akademisi Universitas Siliwangi Tasikmalaya berdatangan ke tempat ini, menyambut dengan sukacita rangkaian acara ngopi di kebun kopi yang bertajuk Tasik Authentic Coffee.

Dokpri
Dokpri
Selepas Sholat Maghrib, lebih dari duapuluh Mahasiswa FKIP Unsil yang turut bertandang ke Tasik Otentik Kopi ini melantunkan surat Al-kahf di alam terbuka, sebagai pengingat dan wujud rasa syukur bisa menikmati kehidupan yang damai dan tentram, karena di tempat lain seperti Papua, saudara-saudara kita sedang berduka karena pergolakan di sana belum juga reda dan mengancam keselamatan jiwa.

"Ya, kita turut berdoa juga untuk kedamaian negeri ini, untuk keselamatan saudara-saudara kita, kebetulan saya bersama mahasiswa yang semuanya hafal surat Alkahfi ada agenda hiking kemari, ini bagian dari support kami untuk masyarakat Ciakar dan kegiatan ini, karena untuk aktivitas apapun termasuk perkualiahan, mereka terbiasa membaca Alkahfi terlebih dulu minimal sepuluh ayat," ungkap Dedi Nurjamil, Dosen Matematika Unsil. 

"Tapi, karena kami tidak bawa peralatan berkemah, kami tidak bermalam," imbuh dia, alhasil setelah membacakan surat A-kahf mereka beranjak turun gunung dan meninggalkan serentetan acara menarikbyang digelar setelah waktu Isya hingga tengah malam.

Dokpri
Dokpri
Para Barista 'Unjuk Rasa'

Sabtu malam (28/9), suasana Paha Pasland  tak ubahnya seperti malam pagelaran seni dan budaya atau pesta rakyat, acara Tasik Otentik Kopi dihiasi penampilan anak-anak warga Ciakar unjuk kebolehan, qosidahan ibu-ibu, band akustik, band semacam Orkes Pancaran Sinar Petromak, musik tradisional Sunda Karinding, juga cuping dan edukasi kopi.

Edukasi kopi dilakukan dengan menayangkan sebuah film edukatif tentang kopi melalui layar lebar, dalam film tersebut dijelaskan mengenai manfaat mengkonsumsi kopi dalam jumlah tertentu dan efek negatifnya bila dikonsumsi berlebihan.

"Yang penting, kopi yang kita minum harus kopi asli, tidak bercampur dengan bahan lain seperti jagung atau tepung dan lain-lain," jelas Roni, praktisi dan pegiat kopi Tasik.

Dokpri
Dokpri
Saat hujan mulai turun dan kabut gunung mulai tebal, sebagian hadirin masuk ke tenda, namun rangkaian acara semakin menarik dengan menggelar api unggun dan 'unjuk rasa' para barista dan pemilik kedai kopi melalui kemampuan menyeduh kopi menggunakan parameter njelimet tehnik penyeduhan, salah satunya dengan metode pour over menggunakan v60. Kopi Robusta produksi petani kopi Ciakar pun tak luput dari perhatian untuk sama-sama dicicipi dan direview bersama.

"Hal paling gampang untuk membedakan Robusta dan Arabika adalah dari aromanya, Arabika ketika dicium lebih kuat, sementara Robusta tidak terlalu, namun rasa lebih strong," jelas Roni.

Melewati hampir tengah malam, mayoritas beristirahat di dalam tenda dalam hening dan hujan gerimis yang tak akan cukup membuat debit air sungai meninggi lagi,vpetani dan peternak ikan masih tetap berdoa dan berharap hujan yang cukup akan turun. Hujan rahmat, Allohumma shoyiban naafiian.

img-20190929-185029-891-5d92ebd1097f36541e302ad2.jpg
img-20190929-185029-891-5d92ebd1097f36541e302ad2.jpg
Dari Hulu ke Hilir

Minggu pagi (29/9) soundsystem berpindah ke Pasland, Tasik Otentik Kopi dilanjutkan dengan Forum grup discussion di bukit yang ditumbuhi pohon pinus dan tanaman kopi yang beraneka usia, sebagian sudah berbunga dan sebagian lagi baru berumur setahun kurang atau lebih.

Dokpri
Dokpri
Perwakilan Dinas Pertanian, Dinas Pariwisata, Akademisi, Lingkungan Hidup, Pegiat Kopi,  Mahasiswa dan warga Ciakar Sukaratu ngariung menjadi satu di depan Bale Riung Gunung LMDH Galunggung Jaya Sukaratu.

Meski pembahasan persoalan dan diskusi mengenai pengembangan agrowisata ini berlangsung terkesan masih di tataran normatif bagai yang sudahsudah, nampak pada apa yang disampaikan oleh Kabid Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya mengenai hal-hal mendasar yang wajib dimiliki sebuah destinasi wisata, yakni; atraksi buatan dan alam, aksesibiltas, sarana dan prasarana dan kepengurusan.

Dokpri
Dokpri
Namun dalam diskusi antar elemen ini menghasilkan beberapa pernyataan, diantaranya kesanggupan Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya menjadi fasilitator keinginan para petani.

"Sebetulnya kalau kopi masuk Disbun, tapi tetap ada kaitannya dengan pertanian.Yang jelas kami siap menjadi fasilitator," ucap Hendi dari Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, begitupun Nunung Bachtiar, meskipun tak banyak bicara, kepala Desa Sukaratu yang tengah cuti ini menyatakan kesiapannya membangun Pasir Haur & Pasir Landak menjadi daerah tujuan wisata andalan di Kabupaten Tasikmalaya seandainya ia diberi mandat kembali.

Menjadi menarik ketika moderator menanggapinya dengan candaan,

Makan siang paling seru (Dokpri)
Makan siang paling seru (Dokpri)
"Hahaha, serasa difasilitasi, tapi saya juga tak akan bicara banyak karena saya bukan warga sini," ungkap mahasiswa Unsil tersebut." Ya, tapi mudah-mudahan, ada beberapa poin penting yang kita catat dalam diskusi ini selanjutnya harus bisa ditindaklanjuti oleh para pemegang kebijakan," kata dia.

Dokpri
Dokpri
Hal tersebut diaminkan Unang Atmadja, Dosen Agrobisnis Fakultas Pertanian Unsil, menurut Unang harus dibuatkan roadmap secepatnya bahwavdalam lima tahun mendatang Paha Pasland tersebut akan menjadi bagaimana,

"InshaAllah dalam waktu dekat kita lanjutkan lagi forum diskusi ini, karena penting ada kelanjutan-kelanjutannya untuk melihat sejauh mana perkembangan Ciakar ini," terang dia.

Unang meyakini bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi sangat bisa terdongkrak dari industri pariwisata karena memberikan multi efek terhadap geliat ekonomi warga sekitar,

Dokpri
Dokpri
"Sekarang, petani serius saja menggarap lahan dan merawat kopinya, kopi disini harus punya pembeda dari yang lain, entah produk kopinya atau produk turunannya kita olah sebaik mungkin," papar Unang.

Setali tiga uang dengan Unang, Pegiat Kopi Kopikeeran, ia menambahkan bahwa yang menjadi nilai jual diantara produk yang sama, salah satunya adalah karakter pembeda.

"Bayangkan, andai di tiap kabupaten punya kopi, betapa banyaknya persaingan di bisnis kopi ini. Kalau kita menawarkan sesuatu yang sama kalah jauh dengan mereka yang terlebih dulu punya eksistensi. Tapi, jangan pesimis! Kebutuhan kopi secara nasional saja belum benar-benar terpenuhi, penikmat kopi juga senang eksplorasi, kopi apa pum dicobanya," terang dia.Sementara itu Tata, perwakilan LH menyoroti dampak lingkungan.

Dalam paparannya ia menjelaskan adanya zonasi larangan yang patut diketahui ketika masyarakat berinteraksi dengan hutan dan pertambangan pun harus dilakukan melalui mekanisme yang tidak mengesampingkan dampak lingkungan,

"Jadi, semua ada aturannya, termasuk saya yang tidak setuju adanya penambangan pasir di wilayah kita" terang dia
Minggu siang (29/9), Tasik Otentik Kopi ini berakhir dengan makan nasi liwet bersama, menu makan siang para petani yang alakadarnya tanpa mengada-ada menjadi santapan nikmat diantara kesejukan udara Galunggung yang punya banyak cerita.

Dengan kopi petani berjaya! Lingkungan hidup terawat dan gerakan hijau kita lestarikan. Kopi menyatukan kita! Pererat kolaborasi bukan rivalitas.

Selamat Hari Kopi Dunia, 1 Oktober 20019

(Dokpri) Manual roasting by me
(Dokpri) Manual roasting by me

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun