Mohon tunggu...
Damien Tanujagat
Damien Tanujagat Mohon Tunggu... Copywriter

Saya adalah seorang copywriter profesional yang berdomisili di Surabaya, dengan pengalaman dalam menulis berbagai jenis konten kreatif, mulai dari copy iklan, artikel, hingga materi pemasaran digital. Dengan pemahaman yang mendalam tentang strategi komunikasi dan branding, saya membantu bisnis dan organisasi menyampaikan pesan mereka secara efektif kepada audiens yang tepat.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Michael Wenas Buka Suara Tentang Kematian Bapaknya dan Kecurigaan Okultisme

21 Februari 2025   16:26 Diperbarui: 21 Februari 2025   16:26 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Almarhum Erwin Wenas (Sumber: LinkedIn)

Michael William Pratama Wenas, S.Kom., atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Michael Wenas, baru-baru ini menarik perhatian publik melalui wawancara saya, dan beberapa rekan lainnya, seputar situs okultismenya serta perilisan musiknya di berbagai platform streaming utama. Dalam wawancara tersebut, ia mengungkapkan inspirasi di balik karya-karyanya: kecurigaan yang terus menghantuinya bahwa mendiang ayahnya, Erwin Wenas, mungkin terlibat dalam suatu pengorbanan okultisme, meskipun ia masih memiliki keraguan.

Wenas telah mengambil langkah resmi dengan melaporkan kematian ayahnya, dengan rekaman medis yang terkait, kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Bali dan Yogyakarta atas dugaan malpraktik. Menurut Wenas, ayahnya telah berulang kali meminta kepada dokter onkologi di Rumah Sakit Bali Mandara agar pengobatan kanker prostatnya tidak disuntikkan melalui bagian belakang, melainkan melalui area bawah perut seperti biasa. Selain itu, ia juga mengkhawatirkan pemberian obat tradisional oleh seorang anggota keluarga, yang diduga memperburuk kondisi sang ayah.

Sebagai satu-satunya anggota keluarga yang mendampingi ayahnya di hari-hari terakhir, Wenas mengenang kesulitannya dalam merawat sang ayah, termasuk mengganti popok dan membantunya ke kamar mandi meskipun dirinya memiliki postur tubuh yang kecil. Pada akhirnya, sang ayah meninggal dunia akibat serangan jantung.

Dalam wawancara tersebut, Wenas mengungkapkan perasaannya terhadap situasi yang dialaminya: "Saya masih sulit memahami apakah ini benar-benar malpraktik atau ada unsur lain yang lebih gelap di baliknya. Tapi firasat saya mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres." Ia juga menambahkan, "Ayah saya selalu merasa tidak nyaman dengan cara pengobatan yang diberikan, dan saya merasa ada tekanan dari pihak tertentu agar kami tidak mempertanyakannya lebih lanjut."

Wenas juga menceritakan bahwa ia pernah melihat aktivitas yang tidak biasa di sekitar lingkungannya, seperti orang-orang yang mengubur botol berisi boneka ritual dan melakukan upacara saat bulan purnama. "Saya bukan orang yang mudah percaya dengan hal-hal gaib, tapi saya tidak bisa mengabaikan apa yang saya lihat dengan mata kepala sendiri. Ada sesuatu yang terjadi di balik layar, dan saya ingin mencari tahu kebenarannya," ujarnya.

Dengan semua pengalaman ini, Wenas mengekspresikan keresahannya melalui musik dan tulisan di situsnya, yang semakin menarik perhatian komunitas okultisme dan publik luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun