Mengapa helicopter parenting dapat berdampak buruk bagi perkembangan individu? Beberapa mekanisme potensial yang dapat menjelaskan fenomena ini antara lain:
- Hambatan Otonomi: Pola asuh ini menghambat perkembangan otonomi anak, yaitu kemampuan untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri.
- Kurangnya Keterampilan: Orang tua yang selalu turun tangan menyelesaikan masalah tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan keterampilan mengatasi masalah, pengambilan keputusan, dan regulasi emosi.
- Rendahnya Efikasi Diri: Anak-anak yang terus-menerus "diselamatkan" oleh orang tua dapat merasa tidak mampu menghadapi tantangan, yang pada akhirnya merusak rasa percaya diri mereka.
- Beberapa orang tua yang sedih berdengung di helikopter pribadi mereka (Sumber:iStockphoto.com)
Menemukan Keseimbangan dalam Pengasuhan
Penting untuk ditekankan bahwa orang tua tentu memiliki niat baik dalam menerapkan pola asuh. Namun, penting untuk disadari bahwa cinta dan perhatian yang berlebihan dapat berubah menjadi kontrol yang justru merugikan anak. Orang tua perlu menemukan keseimbangan antara memberikan dukungan dan memberikan ruang bagi anak untuk belajar, tumbuh, dan mengembangkan diri secara mandiri.
Kesimpulan
Helicopter parenting adalah fenomena kompleks yang memiliki potensi konsekuensi negatif bagi perkembangan individu. Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh ini dapat menghambat perkembangan kemandirian, kepercayaan diri, dan keterampilan penting lainnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk lebih bijak dalam menerapkan pola asuh, memberikan dukungan yang memadai namun tetap memberikan ruang bagi anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI