Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF KELOMPOK 31
KKN KOLABORATIF KELOMPOK 31 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa yang Menyukai akan tantangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Kolaborasi #2 Kelompok 031 Desa Glundengan Kecamatan Wuluhan Tahun 2023

23 Juli 2023   13:28 Diperbarui: 23 Juli 2023   21:05 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerimaan Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 031 Desa Glundengan (Dokpri)

Senin (17/7/2023) Bertempatkan di pendopo desa Glundengan Kecamatan Wuluhan, kepala desa glundengan bapak Wawan Erwana yang diwakili oleh sekretaris desa bapak Drs. Mukantar melakukan serah terima mahasiswa KKN Kolaborasi yang didampingi oleh dosen pembimbing lapang, bapak Zainul Hasan, S.E., M.E. KKN Kolaborasi ke-2 di desa Glundengan Kecamatan Wuluhan, diikuti oleh 13 mahasiswa dan mahasiswi dari tiga perguruan tinggi di kota Jember (UNIVERSITAS JEMBER Sebanyak 7 orang, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER sebanyak 2 orang, dan UNIVERSITAS ISLAM JEMBER sebanyak 4 orang). Kurang lebih 40 hari mahasiswa KKN Kolaborasi kelompok 31 desa Glundengan akan melaksanakan program kerja yang berkaitan akan Kesehatan yaitu stunting.

Berdasarkan data SSGI 2022 prevalensi balita stunting di provinsi Jawa Timur, kabupaten Jember menempati urutan pertama dengan presentase 34,9. Data tersebut menunjukan bahwa kabupaten Jember memerlukan penanganan khusus terhadap anak dengan kondisi stunting. Bupati Jember. Hendy Siswanto, ST., IPU. Menegaskan bahwa penurunan stunting bukan tugas Dinas Kesehatan saja, melainkan masyarakat juga perlu terlibat dalam membantu menurunkan angka stunting.  "Tidak hanya pemerintah saja masyarakat secara keseluruhan , wajib terlibat membantu dalam penurunan stunting, masa depan kita berada pada generasi kita , kita harus pastikan semua sehat." Pungkasnya. (jemberkab.go.id)

Pemerintah Jember terus berupaya untuk mempercepat penurunan stunting, salah satunya dengan memperkuat peran akademisi melalui penyelenggaraan KKN Kolaborasi dengan mengangkat tema "Pemaksimalan Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan SDGs Desa di Kabupaten Jember". Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan.

Desa Glundengan merupakan salah satu desa di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Desa Glundengan memiliki 3 dusun yang dipimpin oleh masing-masing kepala dusun (Kasun). Dusun-dusun tersebut diantaranya yaitu Tanjungsari, Krajan, dan Sumberejo. Desa Glundengan memiliki berbagai macam komoditas pertanian diantaranya yaitu padi, jagung, tembakau, edamame dan lain-lain. Mayoritas masyarakat desa Glundengan berasal dari suku Jawa, suku Madura dan suku Osing.

Stunting merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di Desa Glundengan , Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember.


Apa itu Stunting?

Stunting adalah suatu permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama, dimana umumnya hal tersebut terjadi karena kurang/tidak sesuainya asupan makanan terhadap kebutuhan gizi. Permasalahan stunting ini terjadi dimulai sejak bayi dalam kandungan dan dimana baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.


Apa Penyebab Stunting?

Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan stunting diantarannya yaitu:

1.     Kurangnya gizi kronis dalm kurun waktu yang lama

2.     Tidak cukupnya nya protein dalam porsi total asupan kalori pada tubuh

3.     Perubahan hormon yang mana seringkali terjadi dikarenakan permasalahan fikiran seperti halnya stress

4.     Sering terjadinya infeksi diawal kelahiran (kehidupan) pada anak, dan

5.     Retardasi Mental (RM) pada pertumbuhan intrauterine insemination (IUI).

 

Bagaimana gejala stunting?                                                                                                                                                      

Gejala stunting khusunya pada anak dapat terlihat diantarannya yaitu:

1.       Tinggi badan yang cenderung lebih pendek atau tidak sesuai dengan anak seusiannya

2.       Berat badan yang cenderung rendah untuk ukuran anak seusiannya

3.       Adanya pertumbuhan tulang yang mengalami masa penundaaan

4.       Keadaaan perasaan/ hati anak yang yang awalnya ceria menjadi murung


Bagaimana cara pencegahan stunting?

Pencegahan terhadap stunting merupakan hal yang sangat penting untuk diatasi dikarenakan kebutuhan gizi yang kurang terhadap anak.  Bagaimana jalan yang benar dan tepat agar kebutuhan gizi terhadap anak dapat tercukupi dengan baik?

Dapat kita ketahui bahwasannya kurangnya asupan nutrisi pada anak dalam kurun waktu 1.000 hari pertama merupakan dampak dari adanya stunting pada anak, dimana terhitung mulai sejak anak masih menjadi janin sampai berusia kurang lebih 2 tahun. Dampak dari stunting itu sendiri memiliki dampak dalam jangka pendek maupun jangka Panjang. Gejala jangka pendek stunting meliputi perkembangan anak, kekebalan tubuh dan penurunan akan fungsi kognitif sedangkan dalam jangka Panjang efek yang ditimbulkan meliputi obesitas, penyakit jantung, osteoporosis dan hipertensi.

Oleh karena itu Upaya akan pencegahan terhadap stunting harus dilakukan sedini mungkin. Pada usia 1.000 pertama dalm kehidupan, ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asupan nutrisi yang baik, dimana asupan nutrisi yang baik sangat berperan penting bagi ibu dan jabang bayi.

 

Berdasarkan hal tersebut tim KKN 031 berkolaborasi dengan tenaga kesehatan setempat untuk melakukan langkah intervensi mempercepat penurunan stunting dengan melakukan beberapa program yang berfokus pada pencegahan secara dini, yakni:


1.  Penyuluhan Stunting

Penyuluhan yang dilakukan meliputi materi stunting, MPASI, dan makanan bergizi yang menargetkan populasi ibu-ibu dengan balita dan ibu hamil di Desa Glundengan. Dengan adanya program penyuluhan, Tim KKN berharap dapat menambah pengetahuan kepada ibu-ibu mengenai pentingnya pencegahan stunting. Selain itu ibu-ibu hamil dan ibu yang memiliki balita memahami mengenai MPASI yang tepat, dan pemenuhan makanan bergizi seimbang bagi buah hati.

2.  Praktek pembuatan MPASI

Praktek pembuatan MPASI merupakan tahapan lanjutan dari penyuluhan stunting.Program ini menggunakan bahan baku pangan lokal Desa Glundengan, untuk memudahkan ibu untuk memperoleh bahan pangan. Dalam praktek pembuatan MPASI diajarkan cara pembuatan MPASI secara homemade.


3.  Sosialisasi pencegahan stunting bagi Pasutri baru

Sosialisasi ditujukan pada pasutri baru yang berencana untuk memiliki anak. Sosialisasi dilakukan sebagai urgensi pencegahan stunting pada calon anak dengan memberikan edukasi kepada pengantin baru tentang pentingnya merencanakan kehamilan yang baik untuk mencegah stunting. Diharapkan di masa yang mendatang, ibu memiliki pengetahuan tentang pemberian gizi yang baik untuk tumbuh dan kembang anak.


4.  Pemeriksaan kondisi stunting balita

Program ini menggunakan indikator perkembangan tinggi badan yang dibandingkan dengan pertambahan umur, serta pengukuran kemampuan motorik balita. Hasil yang diharapkan yaitu dapat mengetahui kondisi anak dan perlu ditindak lanjuti apabila masuk kedalam kriteria stunting.  


5.  Pemberian Vitamin penambah nafsu makan untuk mencegah stunting

Stunting anak rata-rata disebabkan oleh nafu makan anak yang rendah. Hal tersebut menyebabkan asupan kalori yang seharusnya dibutuhkan tubuh anak tidak terpenuhi mempengaruhi tumbuh dan kembang anak. Penanganan yang tepat untuk mengembalikan nafsu makan anak yaitu memberikan vitamin penambah nafsu makan anak.
  

Kegiatan yang sudah dilakukan selama seminggu yaitu :

1.  Mengumpulkan data sasaran dari pustu, ponkesdes, suplir posyandu

2.  Koordinasi dengan PemDes.


Instagram

Tiktok

YouTube


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun