Mohon tunggu...
Damar IstiPratiwi
Damar IstiPratiwi Mohon Tunggu... Dosen - humanize human

Mahasiswa S3 Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Semarang. Dosen Bahasa Inggris, Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelas Online Persiapan TOEFL

26 Oktober 2021   16:54 Diperbarui: 26 Oktober 2021   16:59 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TOEFL ITP atau yang dulu dikenal dengan nama Paper-Based TOEFL masih merupakan salah satu indikator kompetensi Bahasa Inggris di Indonesia, baik sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa di Perguruan Tinggi maupun sebagai salah satu syarat melamar kerja di banyak perusahaan pemerintah maupun swasta.

Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia yang mempersyaratkan sertifikat TOEFL ITP sebagai syarat wajib pendaftaran wisuda, atau yang terbaru dari PT. Kereta Api Indonesia yang mempersyaratkan sertifikat TOEFL ITP sebagai dokumen wajib saat melamar kerja pada awal Oktober 2021 ini. Masih tingginya permintaan terhadap sertifikat TOEFL ITP dengan skor yang ditetapkan, membuat banyak lembaga baik formal maupun non-formal membuka kelas-kelas persiapan TOEFL.

Sebelum masa pandemi, kelas persiapan TOEFL diadakan luring dengan sistem tatap muka sebanyak 10-60 pertemuan, tergantung dari paket kelas yang diambil oleh para siswa. 

Sebagai contoh, beberapa lembaga yang terdapat di kampung Inggris di Pare, Kediri yang menawarkan paket kelas 10 jam untuk tiap section -- Listening comprehension, Structure & Written expression, Reading comprehension, atau paket kelas intensif sebanyak 20 kali pertemuan, atau paket kelas reguler yang berkisar 40-60 pertemuan. Pilihan paket program tersebut tentunya disesuaikan dengan kebutuhan para siswa dan target skor yang ingin dicapai.

Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun, sebagai salah satu kampus yang mempersyaratkan calon lulusan memiliki kompetensi Bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat TOEFL ITP dengan skor minimal 450. Pada tahun 2019, PPI Madiun bekerja sama dengan Universitas Muhadi Setiabudi Brebes dalam menyelenggarakan kelas persiapan TOEFL sebagai bekal mahasiswa sebelum mengikuti tes. 

Program berjalan sebelum pemerintah menetapkan pembelajaran dilakukan secara daring sepenuhnya, sehingga kelas diadakan dengan tatap muka di kelas menggunakan metode Task-Based Learning dimana pembelajaran di kelas dilakukan berdasarkan tugas yang telah dirancang oleh pengajar. Digitalisasi kelas mulai diperkenalkan dengan menggunakan berbagai program SRS (Students Responses System) seperti Kahoot! dan Quizizz untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas (Pratiwi et al., 2021).

Hasil belajar pada kelas persiapan TOEFL di 2019 menunjukkan bahwa secara umum maupun di tiap bagian TOEFL, para peserta mengalami peningkatan skor yang signifikan. Namun masih terdapat 45% siswa yang belum mencapai target skor yang dipersyaratkan (480) pada tes pertama, dan baru lolos keseluruhan setelah tes kedua.

Para peserta merespon positif dengan diadakannya integrasi pembelajaran digital dengan pembelajaran luring sehingga minat para peserta meningkat untuk mengikuti kelas pelatihan TOEFL tesebut. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan hasil belajar siswa yang juga mengalami peningkatan skor yang signifikan.

Pada tahun 2020, kelas persiapan TOEFL ITP di PPI Madiun dilaksanakan secara daring yang bekerja sama dengan Mahesa Institute, salah satu lembaga di Kampung Inggris Pare Kediri. Di awal program, para mahasiswa diberikan pretest melalui Google form untuk mengetahui kemampuan awal mereka terkait TOEFL. 

Selanjutnya program berjalan selama 20 kali pertemuan (termasuk pretest dan posttest), dimana setiap section mendapatkan alokasi 6 kali pertemuan. Berbagai online platform digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran, yaitu: Zoom meeting, Google meet, Google form, Kahoot!, Socrative, Quizizz, dan Quizlet. Metode pembelajaran yang sama dengan tahun sebelumnya, yakni Task-Based Learning masih diterapkan karena terbukti efektif meningkatkan target skor para peserta. Pada akhir sesi, para peserta diminta mengisi kuesioner melalui Google form yang tersedia.

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa kelas daring lebih diminati oleh para peserta secara umum, dikarenakan dapat meningkatkan motivasi belajar dan ketertarikan para peserta terhadap dunia digital. Namun, minat para siswa tidak berbanding lurus dengan hasil belajar terutama pada bagian Listening Comprehension, dimana peningkatan hasil belajar tidak signifikan dengan efek yang kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun