Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadilah Khatib yang Disenangi Jemaah

6 Oktober 2022   20:53 Diperbarui: 6 Oktober 2022   20:59 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakidul Kohar menyampaikan materi profil imam dan khatib yang ideal menurut syariat. (foto dok damanhuri)

Profil imam dan khatib yang ideal menurut syariat, disampaikan Dr. Wakidul Kohar, Kamis (6/10/2022), dalam pelatihan imam dan khatib se Padang Pariaman di Hotel Rocky Bukittinggi.

Pelatihan selama tiga hari itu diadakan Biro Kesra Setdaprov Sumbar, lewat pokok pikiran anggota DPRD dari PKS Muhammad Ridwan.

Wakil Dekan Fakultas Dakwah UIN Imam Bonjol Padang ini menyajikan materi kedua tersebut dengan menyejukkan, dan banyak dengan diskusi, serta sesekali juga diselingi gurauan.

Ada khatib yang disukai jemaah dan juga ada tidak disukai jemaah. Untuk dua soal masalah ini, Wakidul Kohar sengaja mengorek informasinya lewat peserta. Tentu sesuai lingkungan serta pengalaman peserta itu sendiri yang jadi khatib di daerahnya.

"Penghargaan terhadap khatib, tidak tergantung panjang atau pendeknya khutbah yang disampaikan," seloroh dia.

Artinya, ulas Wakidul Kohar, mau khutbah 17 menit atau 30 menit, isi amplopnya tak berpengaruh. Sebab, itu sudah diset oleh pengurus sebelum Jumat.

Wakidul Kohar ingin para khatib yang ikut pelatihan hari, melakukan pengayaan, baik dari segi materi khutbah maupun gaya dan intonasi menyampaikannya.

Menyesuaikan khutbah itu dengan tuntutan syariat, dan yang tak kalah penting jemaah merasa senang dan menyenangi apa yang disampaikan khatib.

"Boleh jadi materi khutbah itu terkait persoalan yang viral, yang sedang ramai di tengah masyarakat dan menyinggung banyak orang, tetapi intonasi penyajiannya membuat masyarakat jemaah tidak tersinggung," ulas dia.

Dalam sesi ini juga diselingi dengan games untuk mengungkapkan mata peserta yang mulai ngantuk, karena memang siang jelang sore itu banyak waktunya untuk istirahat.

Panitia bersama peserta lebih antusias, karena adegan permainan membuat mata terbuka, dan semangat yang mulai kendor, kembali tersingkap. (ad)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun