Tak hanyak terkenal dengan banyak menyimpan Menhir yang merupakan peradaban orang dulu, tapi juga banyak cerita sejarah lainnya yang terendap di nagari dalam Luhak Nan Bungsu tersebut.
Termasuk cerita Bukik Posuak. Bila kita naik ke atasnya, maka nuansa sejuk, meluaskan sayap pandangan mata melihat Maek dari atas, bagaikan nagari dalam sebuah lembah, dipagari oleh Bukik Barisan.
Maek punya 12 jorong. Mulai dari Jorong Koto Gadang, Sopan Tanah, Bungo Tanjung, Aurduri, Ampang Gadang I, Ampang Gadang II, Ronah, Sopan Gadang, Koto Tinggi I, Koto Tinggi II, Koto Tinggi III dan Jorong Nenan.
Puat Maek ada di Ronah. Pasar nagarinya terletak di Ronah. Di pinggir jalan menuju Koto Tinggi.
Cerita Bukik Posuak tentu menjadi kekuatan tersendiri di tengah masyarakat Maek setelah Menhir.
Tersebutlah seorang raja zaman dahulu. Hebat, dan punya kesaktian yang amat luar biasa, sehingga menjadi cerita sambung bersambung hingga saat ini.
Banyak versi, namun cerita hampir mirip. Cuma nama tokoh yang berbeda menurut banyak orang dalam nagari itu.
Tersebutlah Rajo Bagindo Ali. Raja gagah berani, dan hobi berburu ke hutan belantara.
Kadang kalau raja pergi berburu bersama anak buahnya bisa menghabiskan waktu berhari-hari tak pulang ke istananya.
Suatu waktu dapat seekor rusa. Lumayan, dagingnya bisa buat tambahan bekal dalam perburuan.
Namun, saat pembagian daging rusa bagian kakinya, berlebih satu, dan terjadi perdebatan dan pertengkaran di antara anak buahnya.