Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lewat Pustaka, Madrasatul 'Ulum Budayakan Santri Membaca dan Menulis

20 Mei 2022   17:43 Diperbarui: 20 Mei 2022   20:22 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya, milik pustaka bolehnya dibaca di ruangan pustaka. "Penyakit minjam buku di bawa pulang atau ke tempat tinggal, susah baliknya," kata pengurus pustaka itu.

Makanya, tatkala pustaka dibuat, ya bukunya ada, rak buku cukup, dan ruangan untuk membaca pun disediakan.

Hampir tiap hari, terutama sore dari Ashar jelang Magrib, sebagian santri menghabiskan waktunya di pustaka.

Tentu tidak semua santri sih. Sebab, sebagian ada yang piket memasak nasi, lalu sebagian ada yang olahraga.

Lewat pustaka ini, pesantren yang berdiri 1940 ini ingin mengembangkan nilai-nilai intelektual santri.

Mengembang budaya baca tulis, yang kian tergerus akibat permainan begitu banyak mempengaruhi waktu senggang anak-anak.

Jago baca kitab kuning, mahir berdiplomasi lewat literasi yang disediakan seadanya.

Santri yang tengah menuntut ilmu di pesantren punya potensi besar untuk jadi penulis hebat. Namun, tentu harus diasah dari sekarang.

Berdakwah lewat tulisan, nilainya lebih mantap dari dakwah secara lisan. Tahan lama, dan tentunya pahalanya akan terus mengalir, sepanjang karya tulis itu dibaca orang lain.

Ada banyak contoh dan pelajaran soal menulis dan membaca ini dari santri zaman dulu. Bahkan, kitab kuning yang dipelajari santri saat ini, adalah buah karya santri zaman dulu.

Pesantren terus menerima masukan dan sumbangan buku dari berbagai pihak yang ingin menyumbangkan bukunya ke pustaka Madrasatul 'Ulum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun