Banyak manfaat yang dirasakan dari tradisi ini. Terbangunnya rasa memiliki dan kebersamaan, sehingga pembangunan sosial kemasyarakatan terjaga dengan baik.
Kerbau dibeli bersama, dinikmati bersama, dan keuntungannya pun untuk bersama, yakni untuk pembangunan surau dan masjid.
Malam sajadah itu, yang dibawa ke surau pun beragam. Tergantung kesanggupan masyarakat itu sendiri.
Banyak yang membawa nasi dan ada pula yang membawa minuman. Itulah nilai-nilai sosial yang tumbuh dan berkembang, sesuai perkembangan yang terjadi.
Tradisi yang terbungkus dari kegiatan keagamaan di bulan yang penuh berkah, menandakan tingginya semarak keagamaan itu sendiri.
Tak lupa, sebelum ke surau dan sehabis buka puasa, masyarakat menyalakan lilin di depan rumahnya di malam sajadah gadang 27 Ramadhan tersebut.
Di sebagian kampung, malam sajadah gadang itu, juga dilakukan tradisi "mengkadha shalat" yang lima waktu.
Ini tradisi lima kali dalam setahun, secara kebetulan, satu dari lima kali itu adalah 27 Ramadhan.