Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Muktamar XXXIV NU Lampung, Perbedaan Pendapat Sudah Menjadi Tradisi Ulama

9 Desember 2021   13:30 Diperbarui: 9 Desember 2021   13:46 1660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho selamat datang muktamirin di Lampung sudah mulai terpasang. (foto dok maskut candranegara)

Gus Dur pandai bicara dan lihai menulis. Tak heran, banyak tulisannya menghiasi media massa. Banyak buku yang ditulisnya, membuat dia juga tokoh di Dewan Kesenian Jakarta. Mendirikan Forum Demokrasi, Gus Dur juga terbilang politisi ulung, yang sering bersilancar di tengah percaturan politik nasional dan internasional.

Dari tangan Gus Dur, lahirnya partai politik di kalangan NU. PKB nama partainya yang kini dikendalikan keponakannya Abdul Muhaimin Iskandar. Meskipun sebentar jadi Presiden, ketokohan Gus Dur hingga kini terus memuncak. Pemikiran Gus Dur terus dikembangkan, sehingga kemampuannya memimpin PBNU tiga periode di zaman orde baru itu betul-betul keinginan arus bawah.

Dan lagi, Gus Dur ingin menjadikan NU lepas dari intervensi pihak ketiga. Tak heran, kemelud di kalangan NU saat Gus Dur menjabat tiga periode itu lumayan terasa hiruk pikuknya. Sampai-sampai lahir KPPNU yang langsung dimotori rivalnya, Abu Hasan yang kalah dalam muktamar Cipasung 1994.
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun