Menunggu Pak Haji lewat. Itu yang banyak orang menyebutnya, ketika saya tanya ada sejumlah perkumpulan orang duduk di trotoar Jalan KH Hasyim Asy'ari Jakarta Pusat, Ahad (5/12/2021) malam.
Tempat nongkrong menunggu orang berhati mulia itu banyak kelompoknya. Menurut Satpam Hotel Merlynn Park, tempat saya nginap malam itu, biasanya Minggu malam dan Kamis malam Pak Haji itu lewat, pakai Fortuner hitam sambil memberi uang.
Masing-masing yang duduk di trotoar itu dikasihnya Rp50 ribu. Orang tak ada yang tahu siapa Pak Haji itu, dari mana asalnya. Yang orang dia Pak Haji yang dengan ikhlas sepertinya bagi-bagi duit buat orang-orang ini.
"Saya tak tahu juga entah dari mana gerombolan orang-orang ini. Yang saya sejak dari lampu merah di ujung sana, hingga lampu merah ujung sini, itu lebih dari 100 orang berjejer duduk di pinggir jalan ini," kata Satpam itu.
Orang kedai kopi tak jauh dari hotel juga menyebutnya seperti demikian. " Ini ada ini. Tawuran ya," tanya seseorang yang baru saja menghentikan motor di depan gerobak yang jualan minuman itu.
Ibu setengah baya pemilik warung gerobak ini menjawab, bukan tawuran, tetapi menunggu Pak Haji lewat.
Satpam dan orang kedai itu tak menjelaskan dan tentu tak tahu persis apa motivasi Pak Haji memberikan santunan tersebut.
Sepengetahuan Satpam ini, sejak pandemi orang-orang ini berubah profesi. Dulunya sih pemulung. Berkeliling malam-malam dengan sebuah gerobak.
Macam-macam yang dicarinya. Umumnya botol minuman mineral yang berserak dikumpulkannya, tentu dibersihkan, lalu dijualnya.
Dan kepada pemulung malam Pak Haji ini sering juga mengasih duit, tapi saat itu belum tersruktur seperti saat ini. Sekarang indah pula dilihat.