Meski tak banyak alumni yang datang, rapat dan diskusi soal pendidikan kesetaraan di Ponpes Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan, Ahad (19/9/2021) berjalan sesuai harapan, dan membuahkan hasil untuk langkah maju pesantren yang didirikan sejak 1940 itu.
Rapat yang dipimpin Kasmir, Kepala Tata Usaha sejak siang berlangsung sampai sore, dengan agenda menjelaskan job kerja masing-masing perangkat yang disusun pekan lalu.
Penjelasan itu penting, karena menyangkut soal data santri yang akan di daftarkan untuk ikut tingkat Wustha dan Ulya tersebut.
Pimpinan Ponpes Madrasatul 'Ulum Buya Marulis Tuanku Mudo menjelaskan, bahwa pendidikan kesetaraan itu penting, dan patut dilakukan di pesantren ini.
"Seandainya Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah hidup, saya yakin dia mendukung pendidikan ini," katanya.
Sebab, katanya, Buya itu tamatan Tarbiyah yang notabene pendidikan sekolah. Dan lagi, dia pernah menyebut, jangan sekolah sambil mengaji. Tetapi mengajilah sambil sekolah.
Tentu sebuah pemikiran yang maju dari Buya, soal kelangsungan pendidikan anak didiknya sendiri. Banyak juga santri dulu yang mengaji sambil sekolah.
Ada yang sekolah di SMP, bahkan yang sekolah di perguruan Muhammadiyah dan Tarbiyah ada santri dulu yang dibolehkan oleh Buya.
Jadi, Buya adalah ulama dan guru besar pesantren yang pemikirannya terbuka untuk maju, menerima moderasi, yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Tentu, apa yang jadi rencana kita untuk membuat pendidikan kesetaraan tak perlu di pertentangkan. Langkah maju dan bagus untuk kemajuan pondok di masa yang akan datang.