Kelapa harus diturunkan dari batangnya yang tinggi, tentu ada musim dan momennya. Dari segi pendapatan atau penghasilan, tentu Anih mengalami musiman pula.
Musim ramainya jangan ditanya. Bisa bergaji Rp250 ribu Anih dalam sehari. Hebat itu. Tapi keadaan demikian tak selalu adanya secara berkesinambungan.
Sebagai anggota Keltan Wartani, beruk Anih tampak jadi andalan untuk menjatuhkan kelapa muda saat ada momen mengundang tamu.
Beberapa waktu lalu, Keltan Wartani melakukan panen raya jagung. Beruk Anih langsung saja menjatuhkan kelapa muda dengan sigapnya.
Tak pakai lama, puluhan kelapa muda dalam lahan pertanian Keltan berserakan di sekitar batangnya. Hebat beruk itu rupanya. Tahu mana kelapa yang harus dijatuhkan, dan sesuai pula permintaan tuannya.
Begitu juga Anih, ada pula masanya dia berang sama beruknya. Seperti saat beruk lalai dan tampak main-main di atas pohon kelapa yang amat tinggi. Hebat, beruk itu tahu pula ketika dia dimarahi tuannya.
Sebaliknya, beruk itu senang manakala tuannya lagi ceria. Dengan senang hati beruk memanjat punggung Anih, tanda beruk bermanja dengan tuannya sendiri.
Dengan cepat beruk menjatuhkan kelapa yang diminta tuannya. Kesepahaman demikian memakan waktu yang tidak sebentar.