Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Tuduh SBY Dalangi Demo Goyang Jokowi?

10 November 2016   15:56 Diperbarui: 10 November 2016   16:51 7422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu cuitan di twitter

Kalau inteligent error analisisnya bengkok, datanya tidak ada, faktanya tidak ada dikait-kaitkan, ambil sumber sosmed, termasuk buzzer, dianalisis, ah pasti ini yang menggerakkan, pasti ini yang mendanai. Itu intelegent error, so it is very-very dangerous. Kehidupan bernegara dipenuhi info laporan-laporan, bisikan-bisikan atau pun yang mengatakan dirinya inteligent report." (Cuplikan pidato SBY, 2/11/2016, detik.com)

salah satu cuitan di twitter
salah satu cuitan di twitter
Itulah kalimat yang terucap pada saat jumpa pers SBY di Cikeas, 2 November lalu. Saya teliti lagi seluruh isi pidato itu. Tak ada kalimat yang secara langsung menyebut SBY atau Partai Demokrat dituduh mendanai aksi demo 4 November. Tetapi, melihat ekspresi saat memberikan pernyataan yang panjang dan lebar itu, wajar jika orang menilai SBY merasa ada laporan intelejen yang menuduh dia dan partainya mendanai demo itu.

Saat saya lihat tayangan ulang siaran teve salah satu televisi swasta, baik Wiranto maupun Yusuf Kalla usai menemui SBY pada 1 November juga tidak mengeluarkan satu kalimat pun bahwa kedatangan SBY itu adalah untuk mengkonfirmasi laporan intelejen. Wiranto justru menyebut kedatangan SBY untuk memberikan masukan terkait situasi saat itu.

Wiranto justru menyatakan sangat menghargai kedatangan SBY saat itu. Pernyataan JK tak jauh berbeda, dia justru menyataskan tidak percaya kalau ada orang menuduh  macam-macam. Apakah pernyataan Wiranto dan JK itu adalah bahasa pejabat untuk mendinginkan suasana, entahlah. Tetapi, tujuan itu terbukti tak berhasil karena keesokan harinya justru SBY sendiri yang membukanya ke depan publik dan semakin membuat panas situasi politik.

Tuduhan SBY jadi dalang aksi demo menjadi jelas, bukan karena ada pernyataan dari pemerintah atau institusi resmi. Tetapi, hal itu diperjelas oleh pernyataan Edhi Bhaskoro Yudhoyono (Ibas) putra bungsunya yang juga ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR. Dia membantah isu yang menyebut ayahnya berada di belakang aksi unjuk rasa 4 November lalu.

Bantahan juga muncul dari Ani Yudhoyono istri SBY. Dia tidak terima suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dituduh sebagai dalang demonstrasi 4 November 2016. Dia juga membantah jika Ketua Umum Partai Demokrat itu mendanai aksi unjuk rasa besar-besaran itu.


"Sepuluh tahun Pak SBY memimpin negara, tidak ada DNA keluarga kami berbuat yang tidak-tidak. Jadi kalau ada tuduhan kepada Pak SBY yang menggerakkan dan mendanai aksi damai 4 November lalu, itu bukan hanya fitnah yang keji, tetapi juga penghinaan yang luar biasa kepada Pak SBY." (Akun Instagram Ani Yudhoyono @aniyudhoyono)

Jadi sampai sejauh ini, tidak pernah ada tuduhan resmi, langsung atau tidak langsung, yang menyebut SBY jadi dalang demo goyang Jokowi atau demo 4 November. Apakah semua pernyataan SBY dan keluarganya itu hanya untuk membantah isu di medsos atau sumber yang hanya SBY dan keluarganya sendiri yang tahu, entahlah. 

Tetapi sebagai rakyat biasa, saya mendapat kesan SBY telah menuduh dirinya sendiri sebagai dalang aksi demo itu. Tujuannya apa, banyak teori bisa dipakai, termasuk teori menjadikan diri orang teraniaya untuk menarik simpati publik demi kemenangan Agus Harimurti putranya yang kini maju di pilkada DKI Jakarta. Pengamat politik LIPI Syamsuddin Haris termasuk yang mendukung teori ini.

Tetapi, teori lain yang kini ramai di medsos jauh lebih heboh dari itu. SBY dinilai sedang memainkan permainan berbahaya, menggusur Basuki Tjahaja Purnama dengan dugaan penistaan Al Quran, sekaligus menggeser Anies Baswedan juga. Sebabnya, Buni Yani yang memotong pidato Basuki Tjahaja Purnama dan meng-upload di internet sehingga membuat kasus ini meledak, adalah sahabat dekat Anies. 

Sasaran utama berikutnya adalah Presiden Jokowi yang dikesankan sebagai pelindung Basuki Tjahaja Purnama. Karena itulah, demo besar itu menyasar Istana, menggoyang pemerintahan. Ketidakstabilan politik yang diharapkan timbul, dinilai bisa menghambat pengungkapan kasus korupsi besar yang diduga terjadi pada 34 proyek PLN bernilai triliunan saat pemerintahan SBY dan kini mangkrak itu. Target berikutnya, tentu Pilpres 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun