Mohon tunggu...
mohammad mustain
mohammad mustain Mohon Tunggu... penulis bebas -

Memotret dan menulis itu panggilan hati. Kalau tak ada panggilan, ya melihat dan membaca saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bau "Ikhwanul Muslimin" di Balik Demo 4 November

2 November 2016   11:50 Diperbarui: 2 November 2016   11:56 16707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika itu terjadi  maka simbol perjuangan sebagaimana semangat R4BIA bisa mereka raih. Tidak tertutup kemungkinan hal itu akan memicu kerusuhan dan perlawanan di seluruh Indonesia, sebagai balasan atas yang menimpa para korban kerusuhan yang mereka ciptakan sendiri. 

Demo besar di Malang paska pembacaan surat seorang dokter muda soal toleransi yang diiringi pekik Allahu Akbar di DPR, bisa dipandang sebagai tes case atas aksi serupa pada 4 November atau sesudahnya. Taktik yang sangat membahayakan keutuhan dan integritas negara.

SILATURAHMI PARA PETINGGI NEGERI

Langkah strategis Presiden Jokowi dengan mengunjungi sahabatnya Prabowo Subianto pendiri Partai Gerindra, bos Fadli Zon bisa dilihat dari kaca mata itu. Prabowo meski menjadi rival Jokowi pada pilpres lalu, tentu tidak ingin Indonesia digiring ke arah perpecahan skala besar, jika aksi demo 4 November berubah chaos.   

Langkah cepat Prabowo paska kunjungan Jokowi, dengan menemui koleganya Sohibul Iman presiden PKS, bisa dinilai sebagai gayung bersambut untuk mencegah chaos itu. Setidaknya itulah yang bisa ditangkap dari pernyataan Prabowo, bahwa demo memang hak setiap warga negara tetapi demo tetap harus berlangsung tertib dan tidak anarkis. Kunjungan Prabowo ke PKS bisa pula dinilai sebagai permintaan jaminan bahwa PKS tidak bermain dalam demo itu.

Mengapa pula PKS? Bukan rahasia lagi, sejak awal berdirinya partai ini memang sangat dekat dengan gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Setelah gerakan di Mesir dihancurkan militer, dan kini simbol dan perjuangannya diadopsi Presiden Turki, Erdogan, portal Piyungan corong politik PKS itu sering memujinya.


Sebagaimana ditulis tempo.co, Yusuf Supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan--cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera--memastikan awal pendirian partai itu pada Juli 1998 dibantu oleh banyak tokoh Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Timur Tengah. Gerakan ini digagas sejumlah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Madinah, Arab Saudi, termasuk Yusuf sendiri dan KH Hilmi Aminuddin. 

Latar belakang Hilmi sebagai anak Panglima Militer Darul Islam, Danu Muhammad Hasan, menurut Yusuf, juga sudah diketahui banyak pendiri PK lainnya ketika itu. Hilmi mengenal Ikhwanul Muslimin di Arab Saudi dan mendirikan gerakan ini di Indonesia sepulangnya dia ke Tanah Air. Yusuf juga mengaku bagian dari gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan Hilmi itu. 

Karena itulah, di awal masa perkembangannya, PKS banyak dibantu gerakan persaudaraan muslim itu. "Ketika pertama kali ikut Pemilu 1999 lalu, kami juga disokong secara pendanaan dari Timur Tengah," kata Yusuf. Jumlahnya, kata Yusuf, sampai lebih dari 90 persen. (tempo.co, 10/2/2013)

Tentu saja, tulisan ini tidak hendak menuduh PKS berada di belakang aksi demo 4 November besok. Tetapi, kemiripan aksi baik menyangkut pemilihan tanggal empat maupun seruan menulis surat wasiat jelas mengingatkan orang pada gerakan R4BIA pengikut Ikhwanul Muslimin, yang diwarnai tewasnya banyak pendemo itu.

Selain mengunjungi sahabatnya, Prabowo Subianto, Presiden Jokowi juga mengundang pimpinan MUI, NU, dan Muhammadyah ke Istana. Tujuannya jelas agar suasana panas hati akibat dugaan penistaan agama yang dilontarkasn FPI dan para kerabatnya itu, bisa dingin dan umat bisa berpikir jernih. Presiden juga menegaskan dia tidak akan mengintervensi kasus itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun