Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahir Bicara di Depan Publik

23 Januari 2023   14:21 Diperbarui: 23 Januari 2023   14:24 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Mahir Bicara di Depan Publik Karena Pembiasaan


Mengingat masa SMA sewaktu saya sekolah di MAN 2 Serang, terkadang merasa malu sendiri. Karena di zaman itu saya masih sangat pemalu dan tak berani bicara di depan kelas apalgi jika di panggung dan di lapangan upacara. Lebih baik bayar denda karena tak mau maju daripada harus maju karena memang rasa malu akibat kurang percaya diri.

Saat di terima di IKIP Jakarta jalur PMDK tahun 1996 yang merupakan pelopor dari MAN 2 Serang yang diterima di PTN saya merasa senang namun ada rasa khawatir karena tak berani bicara di depan publik. Jika bicara secara personal atau mengobrol dengan 1 atau 2 orang sangat piawai bahkan mendominasi, namun saat diminta maju untuk ke depan kelas atau naik podium langsung cari beragam alasan.

Untunglah saya bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang bagi saya merupakan berkah hidup yang sangat saya syukuri. Di organisasi ini saya bisa bertemu banyak orang hebat dari segi intelektual, sosial dan spiritual serta punya skill communication yang kren. Bisa dikatakan singa podium, ada senior bernama Ubedillah Badrun, ada Hartini Nara, ada Yasnita Yasin, ada Ahmad Muzakir, Erfi Firmansyah, Rusmarni Rusli dan lainnya.

Nama- nama tersebut sangat viral di kalangan aktivis mahasiswa karena kecerdasan dan kepiawainannya dalam bicara di depan public. Saya hanya bisa berdecak kagum saat menyaksikan mereka tampil jadi narasumber atau berdebat dalam sebuah seminar mahasiswa. Dalam hati, saya berdoa semoga saya kelak mahir bicara seperti mereka.

Pasca lulus dari Basic Training  HMI koorkom IKIP Jakarta, saya kerap hadir di kajian pekanan yang di adakan di Mess Attaqwa dan semakin akrab dengan para senior yang saya kagumi. Saya pun memberanikan diri bertanya bagaimana agar berani bicara di depan public?.  Bang Ubedillah Badrun dan Bang Erfi Firmansyah malah tertawa. Saya heran dan bertanya : " emang pertanyaan saya lucu?.

Mereka jawab : "iya sangat lucu, kamu kan bisa bicara dan lancar, ya tinggal berani dan pede saja, maju bicara di depan teman-teman.  Hilangkan rasa tidak pede, bahwa apa yang dibicaraakan tak menarik dan tak berguna, rubah dengan keyakinan bahwa apa yang kamu bicarakan itu menarik dan bermanfaat.  Mulailah latihan di depan cermin, di kamar mandi dan segera praktekan jika ada kesempatan untuk maju di depan teman-teman.

Tahun kedua atau semester 3 kuliah di UNJ, saya pindah ke Panti Asuhan Yatim Piatu Putra Mulia Jakarta Timur, karena tuntutan harus menjadi kakak asuh bagi 5 anak yatim maka saya pun beranikan diri dan pede saja membimbing adik-adik anak panti yang usianya masih SD. Mulai dai mengajari Iqro,  membantu mengerjakan tugas/ PR, mendongeng jelang tidur malam dan kadang malah ngisi kultum ba'da solat magrib atau solat subuh.

Tahun ketiga atau semester 5 saya pindah ke Asrma Mahasiswa Sunan Gunung Jati di Jalan Bunga No. 21 Matraman Jakarta Timur, disinilah saya berubah menjad pribadi yang yang 180 derajat berbeda dengan sebelumnya. Di Asrama ini ada 15 teman dari berbagai daerah se Indonesia mulai dari Idris orang Aceh hingga Jakfar dari Makasar ada. Persyaratannya selain mengajukan lamaran, berasal dari luar daerah DKI, juga siap mentaati aturan Asrama.

Dari sekian aturan yang ada, bagi saya semuanya positif dan bermanfaat. Aturan awal bagi warga yang diterima sebagai warga percobaan adalah harus membangunkan semua warga untuk solat subuh berjamaah. Ada dua manfaat dari aturan terseut pertama berani dan harus sabar. Aturan kedua harus mau mengumandangkan adzan tanpa alasan. Manfaatnya kita harus pede saja dengan apapun suara kita saat adzan.

Aturan ketiga harus mau maju mengisi Kultum ba'da subuh berjamaah sesuai jadwal, dan siap jadi badal atau pengganti jika ada warga yang dapat giliran namun berhalangan atau taka da di Asrama. Manfaatnya adalah agar terbiasa bicara di depan public meskipun hanya 1 atau 2 menkit, namun keberanian bicara di deman teman- teman itulah tujuan utamanya.

Aturan keempat harus mau jadi ketua panitia Perayaan hari Besar Islam (PHBI) Jakarta Timur di Lapangan Urip Sumoharjo Jatinegara yang dihadiri Walikota, Kapolres, para tokoh ulama dan ribuan jamaah lainnya. Berani menyampaikan laporan ketua panitia meskipun baca teks yang utama adalah berani maju dan bicara.

Manfaatnya bagi saya adalah kini saya sudah tak demam panggung lagi karena sudah bisa bicara di atas podium di hadapan ribuan jaama'ah solat Idul Fitri dan Idul Adha. Kadang di hadapan Khotib tokoh nasional seperti Ketua MPR, Ketua DPR dan Ketua Lembaga tinggi negara lainnya.

Setelah saya lulus Intermediate Training HMI dan Senior Course atau Kursus Pengader, alhamdulillah skill communication saya makin baik karena pembiasaan. Saya terbiasa menjadi pemandu di acara Basic Training, malah jika narasumber yang telah dijadwalkan batal hadir atau berhalangan, maka saya jadi narasumber pengganti.

Dengan terus menerus membiasakan diri menjadi pemandu atau pemateri di perkaderan HMI cabang Jakarta, Bekasi, Bogor, Lebak, Depok dan Bandung, maka jam terbang saya sudah puluhan bahkan ratusan. Sehingga tak perlu lagi pakai konsep saat mau bicara. Langsung saja, dan seperti ada teksnya jika bicara, karena point-point yang akan dibicarakan telah diformat dan disave dalam pikiran.


Jelang reformasi 98, saya beberapa kali diajak oleh senior HMI demo turunkan Presiden Suharto, saya jarang mau ikut karena tajut ditangkap lalu dipenjara. Suatu hari entah bagaimana seorang senior HMI berhasil membujuk dan meyakinkan saya untuk ikut demo. Saat demo berlangsung tiba-tiba di manggil saya dan mengatakan bahwa orasi selanjutnya dari teman kita Dail mahasiswa UNJ.

Daripada malu-maluin UNJ tak berani maju orasi, saya coba beranikan ambil toad an orasi dalam 1 menit, hanya Salam, terik hidup mahasiswa, hidup rakyat Indonesia. Lalu orasi seketemunya, ditutup dengan demikian dari saya, terima kasih dan Salamu'alaikum warohmatullah.  Ada sekitra 2 hingga 5 orang  peserta demo yang tepuk tangan, dari momen itulah rasa pede saya untuk bicara di depan public sudah stabil dan mengalir.

Setelah wisuda UNJ, saya bekerja di beberapa tempat mulai jadi admin rental computer hingga jadi peneliti LP3ES di Slipi  Jakarta Barat di kegiatan Hitung Cepat Pilpres 2002 atau yang dikebal dengan Quick Count / QC, posisi sebagai korwil yang memegang 5-7 Propinsi. Butuh kemampuan komunikasi yang baik agar aturan dalam pelaksanaan QC sesuai aturan baku. Setelah kembali ke habitat asli saya sebagai guru, saya tak mengalami kendala dalam bicara karena sudah terbiasa dari sejak mahsiswa. Sehingga bisa menyesuikan dengan audiens. Saya ingat kata pepatah tentang bicara efektif yaitu yang sesuai dengan kondisi audiensnya.

Dengan menyesuaikan pembicaraan dengan audiens maka pembicaraan kita akan sesuai dan akan menimbulkan daya tarik. Beberapa hal mendasar yang bisa saya berikan sebagai tips dalam melatih dan meningkatkan kemampuan bicara di depan public bagi pembaca buku ini adalah:

Pertama : Ubah mindset lama yang beranggapan bahwa saya tak bisa berbicara di depan public dengan mindset baru bahwa saya mampu bicara di depan public karena saya sosok yang penting dan menarik.

Kedua : Kedua latihan di depan cermin atau kamar mandi, dengankan apa yang kita bicarakan apakah enak untuk didengarkan. Jika belum maka perbaiki, atur tempo bicara dan intonasi.

Ketiga : Jika  meresa nervous atau gugup di awal bicara di depan publik,  maka jangan tatap mata para audiens terlalu lama, tatap sepintas saja lalu alihkan ke audiens lainya.

Keempat : Sering tonton video para pembicara hebat lalu tiru dengan gaya sendiri, jika punya teman bicaralah dihadapannya dan minta masukan darinya.

Kelima : Terus pupuk motivasi untuk membaca, menton video para pembicara hebat, presenter terkenal lalu coba praktekan.

            Demikian apa yang saya bisa tuliskan dalam naskah public speaking ini, semoga bermanfaat bagi pembaca. Terima kasig dan salam literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun