Mohon tunggu...
DAIL MA RUF PTY
DAIL MA RUF PTY Mohon Tunggu... Guru - Guru Inspiratif Menginspirasi siapa saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dail adalah guru di Yayasan Semesta Alam Madani yang diamanahkan sebagai Ketua YASALAM, sebelumnya pernah mengajar di SMP/MTs Nur El falah Kubang, di SDIT Al Izzah kota Serang dan di SD Al Azhar 10 Serang

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kawin Gantung dan Jodoh Kedua

18 Juni 2022   08:25 Diperbarui: 18 Juni 2022   08:30 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Dail Ma'ruf, M.Pd

 

Damar dilahirkan dari pasangan suami istri yang berjodoh dengan kondisi duda bertemu  janda. Masing-masing sudah punya 2 orang anak. Saat menikah kedua orang tua Damar sudah punya 4 anak. Kakek dan Nenek dari Abah dan Ibunya ingin merawat cucunya, maka Abah dan Ibunya Damar bisa menikmati bulan madu bersama. Sepekan sekali mereka menjenguk anak yang dititipkan di rumah Kakek dan Nenek.

Dari pernikahan kedua orang tuanya, diberikan 3 anak yang semuanya pria. Anak pertama diberi nama Encep Khotibul Umam sudah almarhum, kedua Damar dan ketiga Budi. Perjuangan Abah dan Ibu Damar dalam membesarkan dan mendidik ketujuh anaknya luar biasa berat. Dengan penghasilan perbulan sebagai guru PNS sebesar Rp. 500.000/ bulan harus bisa untuk makan 7 orang anak plus Abah dan Ibu. Belum lagi untuk biaya Pendidikan ketujuh anaknya.

Untunglah kedua orang tua Damar tinggal di kampung dengan hamparan tanah yang luas sehingga kebutuhan untuk sayuran, lalapan tak selalu membeli. Hal ini menjadi berkah tersendiri karena dapat menghemat anggaran belanja dapur.  Melinjo, papaya dan nangka tampaknya selalu ada di kebun belakang atau samping rumah. Saking tak adanya uang untuk membeli lauk makan sering Damar dan Kaka serta Adiknya makan nasi putih hanya dengan ikan asin, sayur asem dan sambel. Kadang ada lalapan namun seringnya tidak ada.

Abahnya Damar sejak lulus  PGA langsung diminta mengajar di Pesantren Gurunya di Ponpes Nur El Falah Kubang Petir Serang.  Sejak dapat SK PNS tahun 1973 hingga pensiun di usian 60-an tetap setia menjadi guru dan Kepala MTs di sekolahan milik keluarga besar KH. Abdul Kabier. Beberapa kali mendapat tawaran untuk menjadi pengawas (dulu penilik) di kantor Depag kecamatan, namun abahnya Damar tak bersedia. Alasan yang disampaikan karena beliau melamarnya menjadi guru dan ingin tetap mengajar hingga masa pensiunnya.

Abahnya Damar Bernama Muhamad Nur yang lahir pada 01-Februari-1945. Terlahir pada  tanggal dan bulan sebelum Indonesia Merdeka. Dalam menjalankan tugasnya sebagai guru ia selalu bersemangat tak pernah terlihat malas-malasan. Sangat disiplin jam datang dan pulang sehingga pada tahun 2000 MTs yang dipimpinnya akreditasinya DISAMAKAN.

Karena terkenal sebagai MTs yang disiplin dan para lulusannya banyak diterima di SMA unggulan di Serang, maka pada tahun 2000 nilai akreditasi MTs Nur El Falah Kubang pun mendapat nilai maksimal 92 atau A. Ulntuk ukuran sekolah swasta status itu istimewa. Murid di MTs Nur El Falah membludak, tiap level menerima hingga 4 kelas. Perkelas ada 30 murid, maka ada 120 murid perlevel atau 360 murid secara keseluruhan. Dengan demikian maka kesejahteraan guru pun berjalan baik. Meski tak sebesar gaji PNS untuk ukuran sekolah di kecamatan jauh dari kota Serang gaji guru di sekolah abahku tergolong besar sebulan Rp.600.000, tahun 2000,  jika ada PTS dan UAS serta kegiatan lain masih ada tambahan uang kepanitiaan bagi para guru dan pegawai TU.  

Meski jabatan Abahnya Damar  sebagai Kepala Sekolah, namun kesehariannya selalu mengajar Full di MTs, SMP, MA dan SMA Nur El Falah Kubang, entah karena gaji PNS yang minim supaya dapat tambahan atau karena hobi mengajar, namun sepengetahuan Damar sepulang mengajar pukul 14.00 pun, sepekan 2 kali abah pulangnya maghrib karena mengisi kajian kitab fiqih fathul qorib di MTs dan tafsir Jalalain di Aliyah dan SMA yang mondok.  Sekolahan tempat abah memang Pondok Pesantren yang menerima santri mondok dan siswa yang Full day.

Karena kedisiplinannya dalam masalah waktu, tugas /PR dan menerapkan aturan sekolah, maka saat jam pelajaran Fiqih yang diampu oleh abah, jarang ada murid yang terlambat masuk kelas, karena resikonya adalah pintu sudah ditutup dan dikunci dari dalam. Bila ada yang tak mengumpulkan PR, maka hukumannya mengerjakan PR di depan kelas dan tidak boleh masuk kelas sebelum selesai. Rupaya dengan ketegasan semacam ini bagi anak PINTAR dan suka dengan DISIPLIN menjadi penyemangat, dan bagi yang punya sifat SANTUY, menjadi efek jera. Meski demikian, karena abah mengajar sangat menguasai materi yang diajarkan dan dikaitkan dengan permasalahan kekinian, serta selalu ada sesi tanya jawab, maka nilai pelajaran Fiqih selalu tertinggi dari pelajaran lainnya. Abah termasuk guru pavorit di mata murid-muridnya termasuk aku anak sekaligus muridnya.

Ada keistimewaan abah sebagai kepala MTs Nur El Falah Kubang yang sangat peka terhadap kesejahteraan para guru dan karyawan Tata Usaha. Karena ia telah punya pendapatan dari gaji PNS dan Honor Yayasan, maka uang kepanitiaan tak pernah ia ambil dan disimpan rapih dilaci meja kerjanya. Saat menjelang lebaran maka dihitung dan dibagi rata kepada semua karyawan TU dan petugas kebersihan untuk beli daging atau bikin opor lebaran. Dengan perhatian ini, maka kedekatan para karyawan kepada abah seperti relasi Anak dengan Bapaknya saja. Hingga kini meski abah sudah pensiun, mereka tiap lebaran selalu datang mengunjungi abah sekedar untuk berlebaran dan minta didoakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun