"siapa namamu?". tanya alimi'nul waduk. "nda." jawab sianida wanita hebat dari keluarga miskin.Dengan bapa seorang satpam dan ibu pegawai pabrik young demit.Dan dengan cita cita setinggi langit nda maju melangkah menuju tak terbatas dan melampauinya.
Dengan tekad yang bulat sianida memilin, meremas, menyedot segala ide yang dikeluarkan.mencari kenikmatan setelah proses panjang. "ssssrrrrrppppppssss ahhh."terdengar saat sianida bercumbu dengan kopi dan bersedia, siap, yaa rokok pun menyala disela sela antara dua jari,jarcuk dan jarteng.dengan penuh kenikmatan sianida mengisap rokok,menguyup kopi sambil berpikir tentang cinta, mati, iman, dan amin.
"ahh siiiaaallll." sianida terjebak didalam imajinasi, fantasy, dan coca cola.tak lama kemudian terdengar suara nada dering yang begitu degklok bagaikan qolqolah. seketika nda tersadar dan mengambil handphonenya.dengan persaan gembira nda mengangkat telpon dari by sang pria tampan.di dalam telpon itu nda hanya melontarkan pertanyaan."by apakah tuhantuh maha adil?." tanya nda."ya nda tuhantuh maha adil."jawab by dengan penuh ke faith-annya."jika tuhantuh maha adil mengapa hidup aku begini,tidak seperti alimi'nul waduk yang mempunyai harta, tahta, dan mungkin neraka."saut nda.
"kamu hanya butuh bersyukur atas apa yang engkau dapatkan wahai sanubariku."jawab by dengan segenap jiwa raga.seketika nda menutup telpon dan mengatakan ohh tidakk dia mencintai aroma, irama, nada, dan nda.