Mohon tunggu...
Dafi AdityaPratomo
Dafi AdityaPratomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang yang terkadang suka menonton anime dan foto - foto hal yang random

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Lebih Jauh Seputar Lempeng Tektonik

28 April 2024   17:19 Diperbarui: 28 April 2024   17:43 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bumi kita ini berbentuk bulat dan memiliki lapisan - lapisan yang menyusun bumi kita ini. Mungkin bisa dibilang bumi kita ini seperti buah alpukat, apabila kita membelah buah tersebut kita bisa melihat lapisan - lapisan buah tersebut mulai dari kulit, daging, hingga yang terdalam yaitu biji buah tersebut. Sama hal nya seperti bumi kita, apabila dibelah kita bisa melihat lapisan kerak bumi yang terdapat pada lapisan paling luar, dibawahnya terdapat mantel bumi dan lapisan yang paling dalam adalah inti bumi. 

Pada lapisan terluar bumi yaitu lempeng terdapat lempeng bumi. Lempeng bumi ini merupakan materi penyusun bumi yang paling atas. Ketebalan lempeng bumi ini memiliki ketebalan hingga 100 km. Bagian atas bumi terdapat lapisan litosfer yang terdiri atas kerak bumi dan mantel bumi yang bersifat kaku dan padat. Lempeng - lempeng tektonik yang terdapat pada bagian litosfer ini terbagi menjadi dua yaitu lempeng benua dan lempeng samudera.

Sejarah Tektonik Lempeng

Teori lempeng tektonik ini memiliki kaitan yang erat dengan teori pergerakan benua yang dikemukakan oleh seseorang bernama Alfred Wegener seorang geologis dan klimatologis yang berasal dari Jerman. Teori ini mengatakan bahwa pada sekitar 250 jiuta tahun yang lalu lempeng - lemppeng tektonik tergabung dalam sebuah benua yang besar disebut benua Pangea. Menurut teori pergerakan lempeng benua, benua Pangea tersebut pecah menjadi dua benua besar yang dinamakan Laurasia dan Gondawana. Setelah itu kedua benua itu terus menerus mengalami perpecahan sampai pada akhirnya membentuk daratan pada bumi kita pada hari ini. 

Menurut teori pergerakan lempeng benua, proses perpecahan lempeng benua ini membentuk daratan dan samudera seperti sekarang. Apabila kita lihat bentuk daratan saat hari ini, daratan itu memiliki kecocokan satu sama lain dan dapat digabungkan kembali seperti bagian pada permainian puzzle. 

Proses terbentuknya dua lempeng tektonik dan lempeng samudera dimulai dari terdapatnya gaya konveksi mantel pada lempeng benua. Gaya konveksi ini merupakan gaya yang dihasilkan karena adanya tekanan panas bumi. Selama berjuta - juta tahun, gaya konveksi ini mengakibatkan munculnya sebuah celah yang memisahkan satu lempeng benua mejadi dua bagian. Seiring waktu berjalan, celah tersebut menjadi semakin lebar dan terbentuklah lempeng samudera.

Teori pergeseran benua ini memiliki bukti yang dapat kita temui hari ini yaitu adanya kesebaran garis pantai, pesebaran fosil, terdapat kesamaan jenis batuan, adanya bukti iklim purba dan terdapat medan magnet benua (Paleomagnetisme).

Pertama terdapat kesamaan garis pantai. Kesamaan garis pantai ini dapat kita lihat pada benua Amerika Selatan dan benua Afrika Barat. Apabila kedua benua ini dihimpitkan satu sama lain, benua itu dapat bersatu seperti dua bagian puzzle yang terpisah. Kesamaan garis pantai ini yang membuat Alfred Wegener membuat dugaan bahwa kedua benua tersebut dulunya adalah sebuah satu benua, hingga ia memulai mencocoan semua garis pantai yang ada pada sebuah benua.

Kedua pesebaran fosil. Terdapat fosil - fosil yang sama yang ditemukan pada beberapa benua seperti fosil Mesosaurus. Fosil Mesosaurus ditemuakan pada benua yang berbeda yang dipisahkan oleh lautan akan tetapi Mesosaurus ini merupakan sebuah reptil besar yang hidup di danau air tawar dan sungai. Selain fosil Mesosaurus, ditemukan juga fosil tanaman Clossoteris yang hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu pada benua Afrika, India dan Amerika. Dari kedua hal ini, dapat dikatakan bahwa pada zaman dahulu kala benua - benua kita ini merupakan sebuah daratan besar yang tergabung menjadi satu.

Ketiga adalah kesamaan jenis batuan. Jenis batuan yang sama ditemukan pada jalur pegunungan Applachian yang berada di bagian timur benua Amerika Utara. Sebaran dari pegunungan ini menyebar di timue laut, namun secara tiba - tiba jalur pegunungan ini menghilang di Newfoundlands. Kemudian ditemukan pegunungan dengan kesamaan jenis penyusun batuan di Scandanavia. Jika jalur pegunungan ini diletakan pada posisi sebelum terpiah, maka pegunungan - pegunungan ini membentuk satu jalur yang menerus. 

Keempat yaitu bukti iklim purba. Iklim pada masa purba merupakan bukti ilmiah yang coba dipelajari oleh para ahli geologi dan kebumian untuk membuktikan teori benua mengapung. Bumi kita ini pada 250 juta tahun yang lalu pernah mengalami iklim dingin pada bagian selatan seperti Antartika, Australia, Amerika Selatan, Afrika dan India. Proses glasiasi ini terjadi terus menerus di beberapa daerah. Hingga akhirnya para ahli percaya bahwa daratan yang mengalami glasiasi berasal dari satu benua yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun