Mohon tunggu...
Dafi Mahaputra
Dafi Mahaputra Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik

Salam kenal saudaraku, Dafi Mahaputra disini. Ketertarikan pada seni bahasa membuat nadi saya bergejolak tiada habisnya bila sudah membuat sebuah tulisan. Saya seorang tenaga pendidik tingkat SD yang sedang menempuh pendidikan tinggi Universitas Pamulang. Saya mudah bergaul dengan banyak orang dan juga menyukai seni bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Campur Aduk Menggerus Bahasa Indonesia

26 Oktober 2022   13:23 Diperbarui: 26 Oktober 2022   13:38 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bukan cuma sebagai identitas negara, ternyata bahasa itu punya kedudukan penting sebagai alat komunikasi teman-teman. Tujuan adanya bahasa agar penyampaian informasi menjadi lebih mudah. Bahasa Indonesia ialah bahasa persatuan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan bahasa nasional dan merupakan bahasa resmi negara Indonesia, teman-teman tentu sudah mengetahuinya. Tapi seiring perkembangan zaman contohnya saja di era globalisasi saat ini, bahasa asing mulai tenar di kalangan masyarakat Indonesia. Hal itu mengakibatkan terpinggirnya penggunaan bahasa Indonesia.

 Kita semua tahu kalau bahasa Indonesia itu bahasa yang dipakai untuk saling berkomunikasi sehari-hari oleh masyarakat Indonesia. Lalu kira-kira kenapa ya bahasa Asing bisa mulai menggerogoti masyarakat hingga bahasa Indonesia sendiri seakan-akan tersisihkan ? Ya, hal ini akan segera kami bahas di bawah ini teman-teman.

 "Kerancuan" atau yang kita bisa sebut juga "kekeliruan" terhadap penggunaan atau pengucapan oleh masyarakat Indonesia, khususnya anak milenial saat ini yang seringkali mencampur adukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Mencampur aduk berbagai bahasa tersebut yang membuat bahasa Indonesia terkontaminasi, dalam arti lain ialah bahasa Indonesia terganggu atau rusak karena kehadiran hal baru.

 Bahasa asing masuk ke Indonesia karena banyaknya kontak dengan bangsa asing, contohnya pada masa penjajahan Belanda, bisa juga melalui jalur perdagangan dengan Arab atau Cina, serta juga menyerap bahasa Sansekerta maupun Melayu yang berasal dari Indonesia asli. Interaksi masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupanlah yang menjadi faktor utamanya. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya kata serapan yang ada di bahasa Indonesia saat ini.

 Banyak cara mengapa kata serapan bisa memasuki bahasa Indonesia, antara lain :

1. Adopsi (secara keseluruhan. Contoh : Plaza dan mall)

2. Adaptasi (mengambil makna saja. Contoh : Pluralization berubah jadi pluralisasi)

3. Penerjemahan (mengambil konsep saja. Contoh : Try Out berubah jadi uji coba)

4. Kreasi (mengambil konsep tapi tidak berbentuk fisiknya. Contoh : Spare part jadi suku cadang).

 Negara Indonesia saat ini masih negara berkembang, dan tentu saja memerlukan kontribusi serta kerjasama dengan negara lain. Berdasar pada fakta tersebut, "bahasa" merupakan salah satu faktor yang dapat mendongkrak kemajuan bangsa Indonesia. Contohnya dengan bahasa asing yang terdapat di dunia pendidikan, itu dapat memberikan aspek yang positif. Diantaranya, agar sumber daya di Indonesia dapat ikut andil dan bersaing dalam era globalisasi saat ini. Agar tidak tertinggal jauh sama negara lain, tapi jangan berlebihan dan juga salah kaprah karena ada juga dampak negatifnya teman-teman.

 Dampak negatifnya seperti yang viral saat ini yaitu penggunaan bahasa campuran antara bahasa asing dan bahasa Indonesia sudah marak digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama anak milenial di era globalisasi saat ini. Mereka menganggap bahasa campur aduk itu gaul dan keren ketimbang bahasa resmi Indonesia. Hal itu mampu melemahkan dan menggerus budaya serta bahasa asli Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia akan menurun, pemahaman bahasa Indonesia akan berkurang, rasa cinta tanah air dan nasionalisme akan meredup dan yang paling buruk sirna, serta masyarakat akan memandang rendah dan meremehkan bahasa Indonesia sehingga dapat memicu penurunan sastrawan Indonesia. Banyak sekali ya teman-teman dampak negatifnya, semoga teman-teman yang membaca mampu untuk bersikap lebih baik menghadapi hal ini. Lalu kira-kira apa saja peran kita anak muda sebagai generasi penerus bangsa ? karena masa depan bangsa ada di tangan kita semua loh saudaraku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun