Mohon tunggu...
Dafhin
Dafhin Mohon Tunggu... mahasisawa kampus

how deep is your du'a ?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Psikologi Dakwah Dalam Pembentukan Identitas Remaja Perkotaan : Menavigasi Tantangan dan Peluang di era modern

1 Mei 2025   23:28 Diperbarui: 1 Mei 2025   23:31 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin, M.A dan Sulthan Dafhin Atallah
(Selaku Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Psikologi dakwah dalam masa remaja memegang peran yang sangat krusial dalam membimbing dan mendampingi generasi muda, khususnya yang hidup dan berkembang di lingkungan perkotaan yang sarat dengan dinamika sosial, budaya, dan teknologi. Pada fase ini, remaja mengalami sejumlah perubahan signifikan baik secara fisik maupun psikologis yang mempengaruhi cara pandang mereka terhadap diri sendiri, lingkungan sosial, serta nilai-nilai moral yang dianut. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam terkait tahapan perkembangan psikologis remaja di kawasan perkotaan menjadi salah satu kunci penting dalam merancang strategi dakwah yang tidak hanya efektif dari segi penyampaian, tetapi juga relevan dan menyentuh hati. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri di mana remaja mulai mempertanyakan berbagai hal dan berusaha menemukan siapa dirinya sebenarnya; proses ini sering diwarnai oleh gejolak emosi dan konflik batin yang kompleks. Dalam kondisi tersebut, psikologi dakwah hadir sebagai panduan yang dapat memberikan pengertian dan solusi terhadap perubahan emosional, dinamika nilai, serta keinginan untuk meraih kebebasan yang memang menjadi ciri khas periode tersebut.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi informasi dan kemudahan akses internet membawa dampak yang sangat besar terhadap kehidupan remaja perkotaan. Mereka dengan mudah terpapar pada berbagai konten di media sosial, baik yang positif maupun negatif. Ancaman konten negatif seperti propaganda radikalisme, kekerasan, hingga pesan-pesan yang mendorong perilaku merugikan menjadi persoalan serius yang perlu diantisipasi secara bijak oleh psikologi dakwah. Dalam konteks ini, fungsi psikologi dakwah menjadi sangat vital untuk menumbuhkan kesadaran moral, membentuk ketahanan mental, serta kemampuan remaja dalam mengelola dan memilah informasi yang mereka terima di dunia maya. Dengan pendekatan yang bersifat empatik dan adaptif, pesan dakwah dapat diarahkan agar selaras dengan realitas kehidupan remaja, sehingga mereka mampu menyaring dan menolak pengaruh yang negatif serta tetap berpegang pada nilai-nilai keagamaan yang kuat dan menyelamatkan.

Selain tantangan yang datang dari dunia digital, masa remaja juga merupakan periode di mana terjadi proses menuju kematangan, baik dari sisi intelektual maupun emosional. Perubahan yang dialami oleh remaja bukan hanya sebatas fisik atau psikis, tetapi juga mencakup perkembangan kemampuan berpikir kritis, penanaman nilai, serta pembentukan karakter yang matang. Perguruan tinggi di perkotaan menjadi salah satu arena penting di mana psikologi dakwah dapat mengambil peran strategis untuk membimbing dan mendukung remaja agar mampu mengharmoniskan berbagai aspek kehidupan mereka akademik, sosial, serta spiritual dalam satu kesatuan yang seimbang dan positif. Masyarakat perkotaan yang umumnya memiliki akses lebih luas terhadap fasilitas material dan non-material kerap kali membawa potensi sekaligus tantangan tersendiri bagi perkembangan moral remaja. Pengaruh budaya materialistik dan orientasi pada kebutuhan instan, jika tidak dibingkai dengan benar, bisa menyebabkan remaja kehilangan arah dalam menjalani hidup dan melemahkan nilai-nilai sosial serta keagamaan yang melekat pada diri mereka. Oleh karena itu, dakwah yang dilandasi psikologi harus mampu memahami serta menyesuaikan diri dengan karakteristik lingkungan kota untuk menyampaikan pesan yang tidak hanya efektif tetapi juga bernas dan memiliki daya tahan.

Fenomena budaya perkotaan yang cenderung kritis, terbuka, dan cepat menerima perubahan menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi dakwah. Psikologi dakwah pun harus mampu memasuki ruang budaya ini dengan sikap yang tidak hanya kritis dan reflektif, tetapi juga mampu menyatu dalam dinamika kehidupan sehari hari remaja. Pendekatan yang holistik sangat diperlukan agar pesan dakwah tidak terkesan kuno atau kaku, melainkan bisa diterima dan dijalankan dengan penuh kesadaran oleh para remaja. Di samping itu, faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan sosial termasuk budaya, teman sebaya, dan keluarga juga menjadi aspek yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam penyusunan strategi dakwah. Dakwah bukan hanya berfungsi sebagai penyampai nilai-nilai keagamaan, tetapi juga sebagai mediator dan fasilitator dalam membantu remaja mengelola serta memperbaiki hubungan sosial yang kompleks di lingkungan perkotaan.

Dengan menggali dan memahami secara menyeluruh realitas psikologi serta kondisi sosial remaja yang tinggal di perkotaan, psikologi dakwah dapat berperan lebih dari sekadar menyampaikan ajaran agama. Ia menjadi sebuah kekuatan transformatif yang dapat mendorong terjadinya perubahan positif dalam kehidupan remaja. Melalui pendekatan yang penuh perhatian, relevan dengan keadaan, dan berlandaskan pada empati, dakwah dapat membantu mereka untuk membentuk identitas keagamaan yang kuat dan bermakna di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat dan penuh tantangan. Psikologi dakwah menjadi instrumen penting yang mengarahkan remaja dari masa ketidakpastian dan kebingungan menuju kedewasaan yang harmonis, menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga teguh secara spiritual, serta memiliki kesadaran dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, dakwah yang berperspektif psikologis menjadi modal utama dalam membangun generasi muda yang sehat, adaptif, dan berdaya guna bagi masa depan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun