Mohon tunggu...
Muhammad Daffa Syarifudin
Muhammad Daffa Syarifudin Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya ingin menulis artikel seperti sejarah, perjalanan, bahkan cerita inspirasi atau artikel-artikel menarik lainnya

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Kembalinya Bajaj ke Semarang: Antara Solusi Transportasi atau Masalah Baru ?

5 Oktober 2025   21:15 Diperbarui: 7 Oktober 2025   18:49 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Radar Semarang - Jawa Pos

Semarang, 1 Oktober 2025 - Jalanan Kota Lumpia kini semakin berwarna dengan hadirnya Bajaj MaxRide, kendaraan roda tiga legendaris ibu Kota Jakarta kini mulai beroperasi di sejumlah titik di Kota Semarang. Kehadirannya menimbulkan Pro dan Kontra di Masyarakat Kota Semarang, terutama untuk ojol dan angkutan umum.

Bajaj berwarna merah cerah ini mulai beroperasi  di Kota Semarang sejak 17 September 2025, dengan armada sekitar 22 unit yang beroperasi di kawasan ramai seperti Simpang Lima, Tugumuda, dan Kota Lama. melalui aplikasi MaxRide,warga bisa memesan bajaj secara online, mirip seperti layanan ojek online atau taksi online pada umumnya. Menurut informasi, tarif yang dipatok cukup terjangkau, yakni Rp 14.000 untuk 3 kilometer pertama, dan Rp 3.000 untuk tiap kilometer berikutanya. Tak sedikit dari warga yang tertarik mencoba transportasi unik ini, karena dinilai lebih aman dibanding motor dan lebih murah dibanding taksi.

Namun, dibalik antusiasme masyarakat, muncul penolakan dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang. Mereka menilai operasional Bajaj MaxRide belum memiliki izin resmi sebagai angkutan umum dan bisa mengganggu keberlangsungan transportasi yang sudah ada.

"Kami tidak menolak inovasi, tapi setiap angkutan umum harus taat aturan. Jangan sampai kendaraan pribadi berplat hitam digunakan menarik penumpang tanpa izin resmi" -ujar salah satu perwakilan Oraganda Kota Semarang.

Sementara itu, Dinas Perhubungan Kota Semarang menyebut pihaknya akan meninjau ulang keberadaan bajaj online ini dan meminta perusahaan Maxride untuk segera mengurus izin sesuai ketentuan yang berlaku. Meski masih menuai pro dan kontra, sebagian warga Semarang justru menyambut positif kehadiran bajaj ini. Mereka menilai bajaj bisa menjadi alternatif transportasi ramah lingkungan, sekaligus ikon baru wisata kota yang unik dan bernostalgia.

"lucu aja lihat bajaj di Kota Lama, kayak ngerasa lagi di Jakarta tahun 90an," ungkap Bu Lastri, warga Semarang yang sempat merasakan layanan ini.

"Dengan adanya bajaj dapat menjadi daya tarik wisata lokal dan dapat menjadi transportasi unik yang menarik wisatawan," ujar Saskia, salah satu mahasiswa yang sudah menaiki bajaj.

Opini Penulis

Sebagai warga yang pernah melihat bajaj melintas di jalanan Semarang, saya merasa kehadiran MaxRide membawa angin segar di tengah monotonnya pilihan transportasi kota. Bentuknya yang klasik memberi warna baru, bahkan berpotensi menjadi daya tarik wisata. Namun, di sisi lain, regulasi tetap harus ditegakkan agar tidak menimbulkan ketimpangan dengan transportasi resmi lainnya.

Inovasi seharusnya bukan untuk menggantikan yang lama, tapi melengkapi dan memperbaiki sistem yang sudah ada. Jika pemerintah, Organda, dan MaxRide bisa bekerja sama, bukan tidak mungkin bajaj akan menjadi ikon baru Semarang yang ramah, lucu, dan penuh nostalgia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun