Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Surat Cinta untuk Ramadan: Refleksi di Penghujung Puasa & Harapanku untuk Tahun Depan

30 Maret 2025   08:01 Diperbarui: 30 Maret 2025   15:52 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin kusalah, tapi kukira aku pernah mendengar langsung dari ceramah Ustadz Abdul Somad, bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda, "seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak boleh menzalimi atau membiarkannya terzalimi. Siapa yang membantu saudaranya, Allah akan menolongnya. Siapa yang meringankan beban orang lain, Allah akan meringankan bebannya di Hari Kiamat."

Ramadan telah mengajarkan kita bahwa keimanan seorang Muslim bukan hanya tentang hubungan vertikal kita dengan Tuhan, tetapi juga tentang bagaimana kita bersikap terhadap sesama. Semakin seseorang merasakan empati, semakin besar dorongannya untuk membantu dan berbagi.

Di jalan-jalan, kulihat banyak dari kita yang berbagi satu sama lain di bulan Ramadan. Ada mahasiswa-mahasiswa yang membagikan takjil gratis, ada rumah-rumah makan yang memberikan diskon Ramadan untuk berbuka puasa, dan ada juga yang lebih giat untuk berbagi kepada mereka yang menderita dan terpinggirkan.

Bahkan, di tengah Ramadan pun, selalu ada yang menyimpan rasa peduli terhadap nasib bangsa kita. Suatu ketika kusaksikan di jalan-jalan ibu kota, masih banyak massa yang menggelar aksi demonstrasi untuk membela rakyat miskin kota, membela mereka yang termarginalkan, dan membela kebenaran. Kepedulian dan solidaritas di bulan Ramadan memang keberkahan yang tiada tanding.

Solidaritas dan Kebersamaan dalam Ramadan

Mungkin beberapa orang mengatakan bahwa puasa hanya mengajarkan pengendalian diri. Aku tidak sepakat bahwa puasa hanya tentang itu saja. Seperti yang kusampaikan sebelumnya, puasa wajib dan sunnah, bagiku adalah ajang untuk kita menumbuhkan rasa solidaritas sosial di setiap jiwa manusia.

Image by Dompet Dhuafa
Image by Dompet Dhuafa

Bukan tanpa alasan, Islam menekankan "kebersamaan dalam Ramadan". Puasa dan ibadah lain selama Ramadan, seperti tarawih, sedekah, hingga zakat fitrah bukan hanya untuk kita secara personal. Ibadah-ibadah tersebut juga untuk kita dapat mempererat ukhuwah islamiyah.

Kala Bu Siti tarawih bersama dengan Bu Kemi, kala Aya tarawih bersama dengan Yuni, kala Pramono menjaga mushola bersama Hendi. Ramadan memang mempererat rasa persaudaraan Muslim.

Dengan berbagi waktu bersama sesama, kita membangun rasa syukur dan mempererat ikatan sosial di antara Muslim.

Jihad Melawan Ego: Berbagi Sebagai Bentuk Ketulusan

Salah satu pelajaran terbesar dari Ramadan adalah jihad melawan ego. Jihad melawan ego menegaskan bahwa, berbagi bukanlah sekadar menunjukkan "tindakan kebaikan" saja.

Berbagi juga merupakan bentuk perjuangan pribadi dari kita sebagai rakyat Indonesia dan umat Islam untuk sama-sama melawan keserakahan, rasa individualitas, dan kecenderungan untuk selalu mengutamakan diri sendiri. Hanya mereka yang memiliki ketenangan batin karena berpuasa dengan taatlah, yang bisa berbagi dengan tulus tanpa merasakan kehilangan, atau bahkan tanpa perlu mengingat kita pernah melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun