Dengan menguasai jalur perdagangan laut, ulama sejak zaman awal penyebaran Islam di Nusantara tidak hanya memajukan perekonomian masyarakat di sana, tetapi juga mereka berhasil membangun kekuatan politik yang signifikan. Masjid dan pesantren dijadikan sebagai pusat aktivitas keilmuan sekaligus ekonomi yang melahirkan generasi santri baru dengan jiwa kepemimpinan, sebagaimana mencontoh Kanjeng Nabi Muhammad ï·º.
Pengaruh ulama-ulama ini kemudian mulai menjalar ke berbagai wilayah Nusantara, di mana ulama menjadi motor penggerak berdirinya kesultanan-kesultanan Islam. RKH Abdullah bin Nuh mencatat bahwa lebih-kurang terdapat sekitar empat puluh kesultanan Islam berdiri di Nusantara, yang kesemuanya didorong oleh peran ulama yang memadukan kekuatan spiritual, intelektual, dan ekonomi.
Konteks Sejarah Jawa Barat dan Banten
Dalam kajiannya yang holistik tentang peran Islam dan ulama dalam bidang sosial-politik di Nusantara, RKH Abdullah bin Nuh menaruh perhatian yang besar terhadap sejarah Islam di Jawa Barat hingga Zaman Keemasan Banten. Ia menyoroti bagaimana ulama dan pedagang Muslim telah terbukti nyata memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam melalui jalur perdagangan.
Banten, sebagai salah satu pusat perdagangan terbesar pada masa itu, menjadi contoh bagaimana integrasi antara aktivitas perekonomian dan ajaran Islam telah membuahkan hasil atas tersusunnya struktur masyarakat yang kokoh.
Keberhasilan-keberhasilan seperti ini tidak lepas dari kepemimpinan para ulama yang mampu menjawab tantangan zaman. RKH Abdullah bin Nuh menekankan bahwa model kepemimpinan seperti inilah yang menjadi dasar bagi keberlangsungan kesultanan Islam di berbagai wilayah Nusantara.
Kesimpulan
RKH Abdullah bin Nuh adalah figur yang luar biasa dalam sejarah Islam di Indonesia. Dengan dua peran dalam satu tokoh besar, yakni ulama dan sejarawan, ia tidak hanya mencatat sejarah dengan baik dan tertata, tetapi juga berperan untuk mereinterpretasikan narasi yang telah ada dengan pendekatan ilmiah dan mendalam.Â
Fokusnya pada peran ulama sebagai pemimpin, wirausahawan, dan pendiri kekuasaan politik Islam telah memberikan perspektif baru tentang bagaimana Islam membentuk sejarah Nusantara dan menyusun struktur masyarakat yang adil dan makmur.
Kajiannya tentang sejarah Islam di Nusantara, tidak hanya relevan dalam konteks sejarah, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi saat ini untuk memahami peran agama dalam membangun peradaban.Â
Dengan demikian, RKH Abdullah bin Nuh adalah salah satu tokoh yang patut dihormati dan dipelajari lebih lanjut untuk memperkaya pemahaman kita tentang sejarah Islam di Indonesia.
Referensi
Amrullah, Haji Abdul Malik Karim. Islam: Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial. Cet. 1. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.
Shahab, M. Asad. Al-’Allaamah M. Hasyim Asy’ari: Peletak Dasar-Dasar Kemerdekaan Indonesia. Disunting oleh Supriyadi. Diterjemahkan oleh Nabiel A. Karim Hayaze’. Jakarta: Forum, 2019.