Mohon tunggu...
Daffa Ardhan
Daffa Ardhan Mohon Tunggu... Freelancer - Cerita, ide dan referensi

Menulis dalam berbagai medium, bercerita dalam setiap kata-kata. Blog: http://daffaardhan.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penyesalan dan Kesempatan

7 Februari 2020   08:24 Diperbarui: 7 Februari 2020   08:31 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: intisari.grid.id

Kehidupan seseorang akan terus berubah. Tidak ada orang yang hidupnya stagnan. Sekalipun seseorang hanya diam, dia akan terus bergerak. Bergerak pola pikirnya. Bergerak nasibnya. Bergerak berdasarkan apa yang ingin dia ubah. 

Sebetulnya, siapa sih orang yang hidupnya tidak ingin berubah? Manusia kan hakekatnya tidak pernah berpuas diri sehingga perubahan merupakan hal yang mutlak, pasti terjadi.

Kalau sudah dapatkan satu, pasti ingin dua. Setelah dapat dua, pasti ingin tiga. Kalau saya melihatnya dalam konteks positif, hal itu bukan bentuk keserahan, tapi semangat untuk terus bermimpi.

Ketika seseorang punya mimpi lalu tercapai, dia akan bermimpi lagi. Maka artinya, orang itu punya tujuan hidup yang besar dan terus berkelanjutan.

Jika seseorang hanya diam setelah mimpinya tercapai, tidak ada gairah untuk bermimpi lagi, maka hidup yang dijalani hanya akan berkutat pada zona nyaman. Sedangkan zona nyaman itu memang terkadang menyenangkan, tapi lebih banyak menjerumuskan.

Penyesalan

Dalam bermimpi, ada satu hal yang menghambatnya, yaitu penyesalan. Jika saja saya tidak bisa menghapusnya, maka saya akan sedikit lebih sulit dalam meraih apa yang saya impikan.

Saya pernah menyesal karena satu hal. Meratapi penyesalan itu berlarut-larut. Bahkan sesekali penyesalan itu datang menghantui saya lewat mimpi di malam hari. Sayangnya saya tidak bisa menepis penyesalan itu dengan mudah.

Saya berpikir, jika saya menyesal dan menyesal saja, selamanya hidup saya akan di bayangi penyesalan. Maka hal itu bisa jadi beban berat untuk kedepannya.

Yang bisa saya lakukan adalah berdamai dengannya, memulai semuanya dari awal lagi. Kemudian saya bisa mencari suasana baru dengan hal-hal yang membuat mood saya baik.

Saya kembali menulis. Sesering mungkin saya berusaha mengabadikan sisi kehidupan saya dalam sebuah penggalan tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun