Mohon tunggu...
Daffa Ardhan
Daffa Ardhan Mohon Tunggu... Freelancer - Cerita, ide dan referensi

Menulis dalam berbagai medium, bercerita dalam setiap kata-kata. Blog: http://daffaardhan.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penyesalan dan Kesempatan

7 Februari 2020   08:24 Diperbarui: 7 Februari 2020   08:31 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: intisari.grid.id

Saya percaya, tulisan akan mengikat waktu menjadi pelajaran hidup yang siapapun bisa mengambil maknanya. Kemudian, saya kembali belajar. Belajar hal-hal yang dulu pernah saya tinggalkan. Saya mulai belajar lagi mendesain, walaupun ala kadarnya, tapi itu cukup memberi saya kepuasaan batin.

Saya pun kembali membaca. Setelah malas bekedok sibuk itu hilang, saya mulai membaca buku-buku yang dulu sempat jadi pajangan saja.

Semua yang saya lakukan itu bermuara pada satu niat: melupakan penyesalan. Walaupun saya tahu, penyesalan itu seperti luka yang tidak bisa hilang sepenuhnya, tetapi mau tidak mau saya harus terus mengobatinya. Menghilangkan rasa sakitnya.

Sekalipun bekasnya masih terlihat dan bisa jadi akan kembali bernanah karena alasan tertentu, namun usaha untuk menyembuhkan tetap harus dilakukan. Ikhtiar katanya.

Lagipula, apa yang saya sesali hanya akan berdiam di masa lalu. Dia hanya akan berdiri disitu dan tidak akan berani mengejar saya sampai kesini.

Oleh karena itu, tak bijak kalau hanya memikirkan penyesalan yang bahkan orang lain pun sudah melupakannya. Penyesalan sudah tertinggal jauh dengan kehidupan saya sekarang.

Melihat kesempatan

Setelah saya mengakui bahwa penyesalan bisa diatasi. Saya kembali berpikir untuk melihat kesempatan. Melihat kemungkinan yang akan memberi warna baru dalam hidup saya. Lucunya, saya sudah membayangkan hal itu sejak lama. Hanya saja butuh proses bagi saya untuk sadar bahwa warna baru itu bisa saya dapatkan selagi saya mau dan mampu menjemputnya.

Kalau perlu saya akan mengejarnya sekuat tenaga. Pun jika saya tidak bisa memilikinya, ya, mungkin saya akan kecewa. Tapi tidak masalah karena masih bisa mencari warna lain yang lebih indah. Diluar sana, ada warna yang bisa saya nikmati sekalipun tidak bisa saya miliki.

Namun, saya bersyukur bahwa hari ini dan hari-hari selanjutnya, saya akan terus bertemu warna-warna baru lagi. Dan saya yakin, akan ada satu warna yang akan membuat hidup saya lebih berwarna. Dia akan datang menemani saya, memberi saya senyum yang lebih lebar.

Ketika suatu saat hal itu terjadi, saya akan mengingat masa dimana saya pernah jatuh akan penyesalan. Kemudian saya akan mengingat lagi kesempatan yang pernah saya bayangankan sekarang. Saya akan katakan pada sang warna baru, bahwa saya berhasil melewati masa itu. Masa kelam sekaligus masa penuh kerja keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun