Mohon tunggu...
Daffa Ardhan
Daffa Ardhan Mohon Tunggu... Freelancer - Cerita, ide dan referensi

Menulis dalam berbagai medium, bercerita dalam setiap kata-kata. Blog: http://daffaardhan.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dari Sutopo Kita Belajar, Hidup Sehat Saja Tidak Cukup

7 Juli 2019   20:16 Diperbarui: 7 Juli 2019   20:17 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, 7 Juli 2019, kabar duka datang dari Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB yang selama ini mengidap kanker paru-paru stadium 4. Dengan kabar kepergiannya, banyak pihak ikut bersimpati karena selama ini ia begitu tegar melawan penyakit yang dideritanya sejak akhir 2017. 

Sepanjang hidupnya, Sutopo selalu bersemangat menjalankan amanahnya, menyebarkan informasi terkini seputar bencana yang kerap terjadi di Indonesia, mulai dari banjir, gempa, hingga letusan gunung berapi.

Dahulu, banyak orang terkejut mendengar penyakit yang di idap Sutopo. Sebab selama ini ia dikenal tidak suka merokok. Ia pun giat berolahraga dan menjalani hidup sehat. Tapi pertanyaannya, kenapa Sutopo bisa terkena penyakit kanker paru-paru?

Rokok selama ini dikenal sebagai penyebab terbesar penyakit kanker. Tapi tidak sedikit orang menghindap kanker padahal seumur hidupnya tidak pernah bersentuhan dengan rokok. Indikasi pertamanya bisa jadi disebabkan karena faktor genetis.

Namun merujuk pada pernyataan Dr. Muliono, Health Advisor St. Stamford Modern Cancer Hospital, yang dikutip dari kumparan.com. Indikasi lain yang membuat Sutopo terkena kanker adalah karena terbiasa hidup di lingkungan para perokok aktif. Sehingga ia terpaksa jadi perokok pasif dimana sering terpapar kebulan asap rokok.

Ini memberi kesadaran bagi kita bahwa tidak merokok bukan berarti bisa terhindar dari segala penyakit berat seperti kanker paru-paru.

Maka dari itu perlu kesadaran dari perokok aktif untuk mentaati aturan larangan merokok di tempat tertentu agar non-perokok tidak kebagian penyakitnya. Lebih dari itu, perlu ada kesadaran dari perokok aktif agar 'tahu diri' harus berbuat apa ketika ada orang yang tidak suka merokok.

Selain itu perlu edukasi kepada seorang non-perokok agar tidak menjadi perokok pasif. Mereka adalah pihak paling dirugikan. Selama ini mereka yang tidak menyisihkan uangnya untuk membeli sebungkus rokok. Mereka yang tidak pernah masuk ke dalam drama hilang korek api.

Dan mereka yang tidak pernah sudi menghisap benda yang tidak mengenyangkan perut. Tetapi ingat bahwa mereka ikut kebagian getahnya dari seorang perokok.

Perokok pasif ini ikut menghisap asap rokok yang melayang-layang di udara. Ini terjadi ketika mereka sering berada dekat dengan seorang perokok. Otomatis, asap rokok itu akan ikut terhirup oleh hidung dan masuk ke pernafasan. Dan itu sama berbahayanya dengan orang yang suka merokok.

Jujur, saya pribadi merasa bangga karena tidak terjerumus dalam pergaulan para perokok. Tapi tidak boleh lengah juga, karena rokok hanyalah satu dari sekian banyak sumber penyakit keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun