Kau hadir dalam sunyi
Menyusup kedalam relung hati
Laksana malam yang sabar menanti
Akan kedatangan rembulan dalam lembutnya bunyi...
Mawar hatiku...
Sadarkah kau akan gejolak batin
Yang kau jajah aku oleh manisnya senyuman
Bagai sang ombak dengan seribu rayuan
Yang hempaskan cintanya tuk mahkota lautan...
Ooh... Raja Semesta...
Dapatkah ku pendam separuh jiwa
Pada seorang bidadari yang datang menyapa
Layaknya hamba dalam derita dan nestapa
Lalu temukan karunia dalam madu asmara...
Ooh... Pujaan hati...
Hadirlah karena Panggilan-Nya
Tersenyumlah oleh Karunia-Nya
Dan peluklah daku oleh Cinta-Nya
Di pesisir ini, kutemukan jiwa yang hilang
Dalam desir tak bertepi, ku jumpai separuh hati yang hanyut
Tepat di kota ini, ku tak sangka akan kehadiranmu...
Oktober 2010
(Puisi ini ditulis saat pertama kali terdampar di Pulau Sabang, Aceh. Berjalan sendiri dan bukan berarti kesepian. Ini adalah awal dimana kaki mulai menjelajah. Mulai berani melangkah, meski tanpa mimpi)