Belajar Kehidupan dari Jack Kahuna Laguna

Sumber foto: Encyclopedia SpongeBobia 

Malam tiba, Spongebob, Squidward, dan Patrick mengelilingi api unggun. J.K.L memerintahkan mereka untuk memandangi perapian itu sepanjang malam untuk mendaptkan pembelajaran kedua. Squidward lantas pergi karena ia menganggapnya tak masuk akal. 

Spongebob dan Patrick tetap memandangi perapian itu hingga besok hari. Tiba saatnya, saat hujan deras mengguyuri Pulau Kemosabey, J.K.L berlari menuju puncak pulau itu. 

Ia mengatakan bahwa akan segera ada ombak terbesar, terpanjang, terkencang yang datangnya hanya beribu tahun sekali atau juga disebut dengan "ombak dahsyat". Hanya ombak itu yang bisa membawa mereka untuk pulang ke Bikini Bottom. Tetapi, karena kedahsyatannya, ombak itu selalu memakan korban. Jadi, mereka tidak akan bisa selamat semua.

 Mereka bergegas untuk menantang ombak dahsyat itu. Ombak besar itu sudah siap untuk melahap tubuh mereka. Tuan Krab dengan tiba-tiba memunculkan batang tubuhnya bersama Cashie sang mesin kasir kesayangan. Ia pun ikut menaiki papan selancar yang dikemudikan oleh Spongebob. 

Namun, mesin kasir kesayangannya itu terlepas dari genggamannya sehingga harus terlalap oleh ombak dahsyat. Tak disangka, Jack Kahuna Laguna sang legenda lompat ke dalam ombak dahsyat itu untuk menyelamatkan mesin kasir Tuan Krab. Ia mengorbankan dirinya menjadi tumbal santapan ombak dahsyat. Spongebob dan kawan-kawannya pun berhasil melewati ombak dahsyat dan berhasil pulang ke Bikini Bottom.

Cerita itu merupakan penggalan kisah dari seri animasi Spongebob Squarepants episode "Spongebob Squarepants vs The Big One" yang rilis pada tahun 2009. Pada intinya, J.K.L mengajari kita bahwa tidak usah terlalu banyak bicara, lakukan saja apa yang harus dilakukan. Ia mengajari kesabaran dan ketekunan saat memerintahkan untuk memandangi perapian sepanjang malam. 

Ia mengajari pengorbanan saat dirinya harus rela terlalap oleh ombak mematikan. Ia adalah cerminan dari kebijaksanaan. Dan yang terpenting, teruslah bernafas dalam keadaan apapun. Artinya, dalam keadaan sedih, tertekan, atau bahagia sekalipun kita harus selalu memperjuangkan kehidupan kita.