Mohon tunggu...
Dafa Jihadien
Dafa Jihadien Mohon Tunggu... Mahasiswa - capricorn

ordinary boy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perjuangan Media Massa di Era Industri 4.0 dalam Menghadapi gempuran dari Media Sosial

6 Mei 2021   15:31 Diperbarui: 6 Mei 2021   15:34 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dewasa ini dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0 salah satunya adalah negara kita Indonesia. Tapi sebenernya apa itu industri 4.0? saya rasa banyak dari kita yang belum begitu mengetahui apa itu industri 4.0. Dilansir melalui Encyclopaedia Britannica (2015), revolusi industri keempat ini menandai serangkaian pergolakan sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Hal ini akan tentu nya berlangsung selama abad ke-21 yang mana membangun ketersediaan luas teknologi digital yang merupakan hasil dari revolusi industri yang ketiga. Dan agar lebih mudah dipahami indsutri 4.0 ini adalah sebuah era digital, hal-hal yang memang sebelumnya belum masuk ke ranah digital dalam era industri 4.0 ini akan disesuaikan.

Menurut Abdul Kholik, S.si., M.I.Kom dalam acara  Webinar Nasional IBI KKG Strategi Media TV di Era Industri 4.0, masyarkat Indonesia terkhusus anak muda saat ini sudah jarang sekali untuk mengkonsumi media massa, dan mereka lebih memilih untuk menggunakan media sosial. Media sosial banyak dikonsumsi saat ini tentu nya karena seiring dengan perkembangan teknologi. contohnya adalah ketika kita membeli sebuah handphone dengan keluaran terbaru dan high end saat itu, sebulan kemudian pasti handphone itu tergantikan dengan keluaran yang paling baru. Dan juga hadirnya provider yang menyediakan kuota internet yang bisa terbilang cukup murah untuk dibeli maka dari kedua hal inilah banyak dari masyarakat beralih ke media sosial. 

Seiring berkembangnya media sosial ini, media massa pun digadang tercancam akan mengalami masa keruntuhan. Hal ini kita dapat lihat dari tidak sedikitnya media cetak seperti koram, tabloid, majalah yang memilih jalan untuk gulung tikar karena memang sudah tidak bisa bertahan lagi di kondisi saat ini, karena jumlah koran yang akan diedarkan terus mengalami penurunan dan harga produksi pun semakin meningkat. Akan tetapi tidak semua nya memilih jalan untuk gulung tikar, sebagian ada yang memilih bertahan dengan oplah yang mereka kurangi dan menyiasati terbitannya dengan berbagai cara.  Sama halnya dengan media elektronik  baik radio atau televisi yang perlahan mengalami nasib yang sama. meski belum gulung tikar mereka mulai melakukan efisiensi di berbagai bidang. 

Sudah tak ayal lagi jika kemajuan teknologi dan internet sudah menjadi bagian dari masyarakat. Abdul Kholik, S.si., M.I.Kom memaparkan alasan lain kenapa masyarakat memilih media sosial dibanding dengan media massa karena media sosial bersifat dua arah, sedangkan media masssa pada umumnya hanya satu arah. Dan juga selain itu media sosial di untungkan karena di dalamnya tentu ada feed back yang di dapat oleh si pengguna, memang media Tv dan Radio pun juga bisa melakukan hal itu, akan tetapi tidak seleluasa media sosial. Masyarakat dalam media sosial pun kini sudah bisa menjadi bagian dari produsen, hal ini tidak didapatkan di media massa, kini masyarakat sudah bisa disebut dengan prosumen yaitu produsen dan konsumen. 

Masyarakat melihat bahwa manfaat dari media sosial saat ini sangat lah banyak, seperti mencari dan menyebarkan informasi, berbagi ide, bekerja sama dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi yang baru, membangun komunitas, personal branding, dan bahkan menemukan orang baru atau pasangan hidup.

Dampak dari media sosial untuk media massa sangatlah serius, bagaimana tidak, informasi yang beredar di media sosial lebih cepat dan perusahaan media kalah unggul, media mainstream hanya menjadi media konfirmasi, lalu yang terakhir karena memang dirasa mengancam RCTI dan Inews melakukan gugatan judicial review ke MK.

Abdul Kholik, S.si., M.I.Kom, memiliki 4 strategi mengenai apa yang harus dilakukan oleh media massa upaya menghadapi media sosial, yang pertama adalah merger, konvergensi, diversifikasi media sosial, melakukan layanan on-demand.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun