Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Si Mulut Harimau dan Isyarat dari Masalembu

30 Juli 2017   15:53 Diperbarui: 31 Juli 2017   06:24 2049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Darul Hasyim di acara doa bersama (foto: istimewa/DH)

"Kalau dari Surabaya dapat ditempuh selama 16 jam, pakai kapal laut," kata pria yang bersaudara tiga orang ini. Dari Darul diperoleh informasi pula bahwa di Masalembu pernah dioperasikan bandar udara milik Elnusa.

"Nelayan pajala Masalembu belajar dari nelayan Makassar. Saat ini ada sekitar 600 armada pajala" ucap pria kelahiran Masalembu pada 27 Desember 1981 ini.

"Jujur saja, kami terenyuh, saat laut dianggap sebagai masa depan bangsa, kita yang satu, bersaudara, tapi kokcekcok sama tetangga dan pada saat yang sama kita juga tahu masih banyak warga pesisir miskin, pulau menjadi miskin tapi bukan di situ persoalannya," ucapnya.

"Kami tidak boleh berdiam diri, tidak boleh berpangku tangan. Serendah-rendahnya iman adalah menyampaikan harapan ke Presiden. Termasuk bersurat dengan jempol darah," katanya. Menurutnya, surat tidak kurang 600an amplop itu sebagai bukti dukungan bagi pelarangan cantrang oleh Menteri Susi.

***

Bagi Darul, persoalan cantrang ini tidak bisa dianggap sederhana dengan hanya memberi izin operasi dan mengabaikan suara-suara kemanusiaan dari nelayan kecil seperti dari Masalembu. Dia mengatakan bahwa adanya cantrang berkeliling pulau, beroperasi seperti menebar ketakutan.

"Persoalan menjadi tidak sederhana. Di satu sisi nelayan telah lama tidak berdaya, namun pada saat yang sama Negara harusnya hadir," katanya.

Wujud harapan Darul itu dibahasakan dengan bersurat ke Jokowi-JK terkait cantrang itu.

"Mereka menulis dengan tulisan sendiri ke Presiden, ke Presiden yang dipilihnya." katanya. Apa yang diperjuangkan nelayan-nelayan Masalembu ini merupakan rekfleksi dari kedalaman pedulian dan kecintaan pada lautan, pada perairan yang menjadi ruang hidup warga Masalemmbu.

"Ini local wisdomkami dalam mengeksploitasi sumber daya kelautan dan tidak membiarkan lingkungan rusak," ucap pria yang mengaku bahwa telah dikontak beberapa pihak yang ingin menyelesaikan ihwal cantrang ini namun menurutnya harus ditanggapi dengan arif.

"Sebagai perwakilan masyarakat, saya harus ada di pihak mereka, Kalau mau silaturahmi, datang saya," kata sosok yang mengaku tak yakin bahwa tanpa cantrang nelayan akan miskin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun