Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyimak Susi di Seminar ISKINDO

7 Desember 2015   14:20 Diperbarui: 7 Desember 2015   14:59 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang dipaparkan Susi ini disebutnya sebagai kontribusi pada perbaikan daya asup gizi masyarakat Indonesia, protein ikan tersedia di dalam negeri dan diharapkan dapat menjadi pemicu perbaikan kualitas sumberdaya manusia kita.

“Lebih banyak protein di pasar, 1 dari 3 anak Indonesia buntet (alias kerdil).” tambahanya. Kondisi ini bagi Susi disebut sebagai ironi yang tak boleh terjadi. Susi berharap dengan sebaran ikan yang lebih banyak ke pasar itu akan akan jadi tren positif meski di Jawa tetap lebih mahal.

Beberapa hal yang menggembirakan menurut Susi adalah karena adanya proses produksi dan penampungan yang difasilitasi oleh Perindo (perusahaan Pemerintah di bidang perikanan).

“Naik 500% tahun ini!” katanya mantap terkait produksi ikan dan distribusinya tahun ini. Hal yang sangat positif bagi Perindo di tengah pengalaman sebagai perusahaan perikanan nasional yang kerap merugi.

Berkaitan dengan produksi dan tren positif ini menurutnya, Pemerintah melalui KKP telah memberikan porsi yang maksimum dalam hal penganggaran. Ada dana 12 trilliun yang bisa dimanfaatkan dan telah diplot, semisal, 2,5 trilliun untuk budidaya perikanan, 1,5 trillin untuk BPSDM termasuk untuk perikanan tangkap.

Di paparan ini Susi ingin menunjukkan bahwa selama satu tahun terakhir ada indikasi persediaan ikan di laut membaik atau meningkat sehigga meningkatkan produksi perikanan nasional meski menurutnya masih dibutuhkan pendekatan dan tata kelola yang lebih efektif dan efisien.

Anti Pemberdayaan?

Saya agak kaget saat ibu Menteri mengatakan, “Saya mengharapkan peningkatan ekonomi kelautan, kata pemberdayaan saya larang, tidak ada lagi, bahasa seperti itu. Saya berharap ISKINDO bisa membantu dalam menjamin adanya efektiftas kata.” katanya. Orang-orang diam, saya pun tertegun dan tak sabar menunggu kelanjutan sambutannya.

“Kita tidak efisisen itu dimulai dari bahasa kita, kenapa tidak straight forward? Nelayan tangkap apa, pemberdayaan bisa dalam bentuk pengadaan kapal, jaring, cold storage.” tegasnya.

Susi lalu melanjutkan bahwa dia alergi dengan kata peningkatan, pemberdayaan, peningkatan kualitas.

“Kalau nelayan diberdayakan, ya beli kapal.” lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun