Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Sembelit, 'Cobaan' Saat Puasa

16 April 2022   05:06 Diperbarui: 16 April 2022   05:48 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati menu buka puasa dan sahur, terkadang hilang kendali karena tergoda dengan yang tersaji (foto: dok Nur Terbit)

Semuanya enak-enak dan asyik-asyik. Satu kebiasaan keluarga, menyiapkan takjil dan menu buka puasa yang sedikit lain. Berbeda jika di luar bulan puasa. Atau kalau ada sedikit rezeki, bela-belain berburu kuliner kesukaan di Jakarta. Demi kenyamanan saat makan sahur.


Ya, di awal puasa Ramadhan, saya pernah merasakan "sembelit" -- alias kesulitan BAB (buang air besar). Yang biasanya lancar jaya, rutin "menyetor" setiap pagi, eh tiba-tiba sudah sampai Magrib tapi belum juga ada tanda-tanda "pintu tol" terbuka.

Ini sih bukan macet lagi seperti kendaraan di jalan, tapi sudah mampet seperti saluran air yang jarang dibersihkan. Jangankan  BAB, buang "angin" (gas) juga susah. 

Kebayang kan sakitnya? Saya sempat iseng tanya isteri, bagaimana sakitnya kalau perempuan melahirkan secara normal? "Perjuangan antara hidup dan mati," kata dia. Saya kan laki-laki, bukan perempuan hehe...

Saya panik gara-gara mau melahirkan, eh sembelit, maksudnya saya. Sampai harus bolak-balik ke toilet. Ini apalagi sih? Pikir saya. Masalahnya, saya sudah super yakin, apa yang barusan saya makan, Insha Allah dari rezeki halal. 

Tapi kalau ini rezeki halal, kenapa begini? sudah mulus masuk melewati tenggorokan, koq keluarnya malah susah. Malah cenderung betah di perut? Saya mulai galau.

Semakin panik campur galau, akhirnya saya mencoba Googling di internet.

Dalam satu artikel kesehatan yang saya baca di Google, disebutkan, kalau kelamaan "sembelit" hingga sampai 3 hari, dan gak "nyetor" ke toilet, maka berhati-hatilah. Hubungi segera puskesmas, eh dokter langganan. Sembelit kelamaan bisa meningkat jadi wasir alias ambeiyen. Waduh...

Untung artikel tentang sembelit tersebut masih menawarkan solusi. Katanya, harus banyak minum air putih, makan makanan berserat atau buah-buahan, buang pikiran yang bikin stres, banyak gerak atau olah raga minimal jalan kaki 15 menit. Lah, "boro-boro" bisa jalan, bergerak sedikit saja sudah sakit. Rasanya melilit. Perut rasanya mules terus.

Saya pilih solusi yang gampang angan dari artikel yang saya baca tadi: minum air yang banyak dan makan buah berserat. Istri saya setuju: dia carikan saya buah pepaya. Alasannya sederhana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun