Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Takut Salah Model, Potong Rambut, Kumis dan Jenggot ke Tukang Cukur

2 Agustus 2021   16:50 Diperbarui: 2 Agustus 2021   17:21 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potong rambut di tempat langganan (foto dok Nur Terbit)

Potong rambut atau pangkas rambut, bagi sebagian orang menjadi kegiatan yang harus dipersiapkan waktunya secara khusus. Minimal di hari libur atau di luar jam kerja. 

Siapapun dia. Baik pria apalagi wanita. Kalau wanita harus ke salon, maka pria lebih luwes. Selain ke salon, juga masih banyak pilihan tukang cukur lain yang tentu bayarannya lebih terjangkau.

Masalahnya, di masa pandemi Covid19 ini, eitual potong rambut jadi ikut terganggu. "Baru mau niat potong rambut ke asgar (Asli Garut) atau salon, eh kasus positif naik lagi. Gagal deh merapikan rambut," tulis admin Kompasiana di pengantar tulisan PILIHAN.

Karenanya, sambung admin Kompasiana, "ada yang lebih suka membiarkan rambutnya gondrong tak beraturan (ingat trend rambut gondrong era-1970an, sempat booming karena pengaruh penampilan musisi rock dan anak band, pen).

POTONG RAMBUT DI RUMAH

Tetapi ada juga yang nekat potong rambut sendiri di rumah. Nah yang disebut terakhir ini, saya lihat sendiri dengan mata kepala. Bagaimana memotong rambut di rumah, bukan di tukang cukur atau salon.

"Mumpung anaknya lagi libur dan anak-anak ada di rumah. Ya sekalian aja dirapikan rambut mereka. Dengan gunting dan sisir, jadi deh rambut model Marsha di televisi. Rambut gaya jamur yang lagi mekar hehehe..," kata
anak mantu perempuan saya Icha, merapikan rambut anaknya yang juga cucu saya (Senandung dan Seruni).

Cucu saya Senandung (7 tahun) dirapikan rambutnya oleh ibunya hanya menggunakan gunting dan sisir di rumah (foto Nur Terbit)
Cucu saya Senandung (7 tahun) dirapikan rambutnya oleh ibunya hanya menggunakan gunting dan sisir di rumah (foto Nur Terbit)

Nah, buat urusan potong rambut di rumah, jangan sampai salah. Bisa-bisa, modelnya menjadi tak keruan, kependekan, pitak sebelah, dan lain-lain. Peringatan dari admin Kompasiana ini memang benar. 

Makanya untuk mencukur anak kecil, anak laki-laki terutama, biasanya tukang cukur menyiapkan kursi khusus buat bocah. Bahkan di mal atau pusat perbelanjaan, kursi anak yang mau dicukur, dinaikkan ke atas kursi berbentuk mobil sport atau kuda pacu.

Ini mengingatkan saya dengan Daeng Pahara, tukang cukur langganan saya waktu masih anak-anak di kampung, Sudiang, Biringkanaya, Kota Makassar. Bersama sepupu, kami berombongan mendatangi tukang cukur dan dicukur secara massal terutama menjelang lebaran.

MEMILIH MODEL RAMBUT

Lalu bagaimana cara memotong rambut yang tepat? 

Ya memang banyak cara. Seperti diuraikan di awal tulisan di atas. Akan tergantung dengan tukang cukur yang dipilih. Rata-rata mereka punya model rambut. Kecuali mungkin kalau tukang cukur di bawah pohon asam ya hehehe.. cukup kursi dan cermin menempel di pohon asam.

Si tukang cukur langganan saya yang orang Sunda (Asgar), ada koq gambar contoh potongan rambut yang menempel di dinding. Model artis hingga gaya rambut pemain bola dunia. Dari sekedar rambut dirapikan, dicukur model TNI Polri yang cepak, hingga yang "plontos" (gundul) seperti cukuran jamaah haji yang sudah "tahallul" usai melaksanakan semua rukun haji/umrah.

Apa saja tahapannya? Ya saya kira standar saja. Datang ke tukang cukur, duduk di kursi, minta dicukur model apa dan sebagainya. Kalau alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan? Ada gunting, alat cukur dari listrik, sisir, bedak, sabun, dan kain untuk menutup badan dari rambut yang tergunting.

Berapa harga gunting dan alat cukurnya? Tentu tidak murah. Yang pasti ada tarifnya kalau mau dicukur. Cukur saja 20 ribu, rapikan jenggot dan kumis 10 ribu, kalau dipijit (kepala dan leher) nambah biaya lagi.

Modelnya apa saja? Bagaimana cara membuat layer pada perempuan? Bagaimana supaya cukuran pada laki-laki tampak rapi? Tentu masing-masing tukang cukur punya model dan style sendiri.

GAYA RAMBUT "NEW NORMAL"

Awalnya sih mampir ke tukang cukur langganan, bukan untuk pangkas rambut. Melainkan cuma mau rapikan kumis dan jenggot. Nyatanya saya potong rambut. Biar kelihatan macho aja. Bukan macho =  mantan chopet atau makan choto ya..

Maklum, pasca lebaran dan selama "stay at home" dan "work from home" pada musim pandemi Covid-19, segala sesuatu yang "berambut" terabaikan dari perhatian. Terutama rambut yang ada di kepala.

Sempat bingung milih model rambut. Awalnya, mau nyukur tipis-tipis saja. Dengan tetap mempertahankan uban, yang belakangan semakin meluas tak terkendali. Rupanya, PSBB tak berlaku bagi rambut beruban

Misalnya tetap beruban seperti almarhum Adnan Buyung Nasution, atau politisi dan mantan menteri Hatta Rajasa. Atau sebaliknya. Lebih ekstrim dengan memilih kepala plontos, botak, meniru "style" Dedy Corbuzier atau Maman Suherman?

CERITA SEMIR RAMBUT

Ada testimoni menarik dari Mas Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah soal rambutnya yang tetap dibiarkan putih. Ketika ditanya oleh Rossiana Silalahi, Pemred Kompas TV, kenapa rambutnya tidak disemir hitam saja biar tidak kelihatan ubannya --- atau kembang jambu, istilah halusnya.

Pertanyaan "nakal" dari Rossi --- panggilan akrab wanita berambut pendek gaya Lady Diana ini --- karena ternyata Ganjar Pranowo itu diam-diam suka menyemir sendiri sepatunya. Jadi bukan justeru rambutnya yang sudah putih itu.

"Saya dengar, walaupun Mas Ganjar sudah jadi gubernur tapi masih suka menyemir sendiri sepatunya," tanya Rossi dalam wawancara televisi yang disiarkan secara live itu.

"Betul, saya suka mengerjakan sendiri hal-hal kecil yang tidak perlu melibatkan orang lain. Di antaranya, ya menyemir sepatu sendiri," kata mantan anggota DPR-RI ini.

"Kenapa bukan rambutnya saja yang disemir?," kejar Rossi.

Mas Ganjar tertawa. Beberapa saat, pria berpenampilan rapih, dan murah senyum ini pun "buka kartu". Ganjar secara terus-terang tetap enjoy dengan penampilan rambut ubannya itu.

"Jadi begini, kenapa saya tidak menyemir rambut dan tetap memilih ubanan, karena ada alasan dong..."

Apa itu? Kepada Rossi yang masih penasaran itu, dia bilang, orang yang mempertahankan rambutnya tetap putih (uban) dan tidak berusaha menyemirnya, karena dua alasan.

Pertama: orang ubanan itu adalah tanda kedewasaan, selain menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak melawan kodrat sebagai manusia ubanan yang sudah mulai sepuh dari sisi umur.

Kedua: orang ubanan itu bukti sebuah kejujuran. Jujur menyadari diri bahwa sudah ubanan, percaya diri sehingga tidak memanipulasi penampilan dengan menyemir rambut biar terlihat tetap hitam.

Di kota kelahiran saya Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, bahkan orang yang berambut ubanan --- baik itu pria maupun  wanita, dari anak, remaja hingga orang dewasa --- punya rambut putih di kepala itu adalah termasuk "orang kaya", alias orang berduit karena memiliki banyak "uang".

Gak percaya? Coba tanya deh orang Makassar. Apa bahasa Makassarnya itu uban, atau rambut putih di kepala? Mereka pasti bilang itu "uang" (uban) atau orang yang ubanan disebut "tawu uangngang" (orang ubanan). Berarti orang yang banyak uban di kepala itu orang yang banyak "uangna". Nah, baru percaya kan?

Jadi kalau ditanya kenapa saya tetap uban? Kenapa tidak menyemir rambut?

Jawabnya : Ya, selain karena memang ada pertimbangan keyakinan sesuai agama yang saya anut --- bahwa haram menyemir rambut uban menjadi hitam --- juga saya sependapat dengan pak Ganjar Pranowo di atas: kedewasaan dan kejujuran.. hehehehe....

Salam, Nur Terbit

Tulisan  Saya yang lain Terkait Soal Rambut, klik link tanda biru di bawah ini :

Kenapa Saya Tidak Menyemir Rambut?

Gaya Rambut Saya Ikut Trend New Normal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun