Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit, Owner www.nurterbit.com, Medsos: X @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG: @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com, aliemhalvaima@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buzzer Juga Manusia, Butuh Juga Rupiah

11 Oktober 2019   18:04 Diperbarui: 11 Oktober 2019   18:08 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman saya selama ikut jadi blogger dan masuk ke dunia blogging (blog) sejak 10 tahun lalu (2009), yang namanya BUZZER itu memberikan pencitraan positif pada satu brand atau figur ke media sosial. 

Bisa juga sebaliknya, BUZZER justeru dimanfaatkan untuk menjatuhkan atau pembunuhan karakter.

Namanya juga BUZZER = mendengung, atau orang yang "mendengungkan" kepentingan pihak tertentu.

Tidak jarang terjadi, sesama BUZZER malah saling serang.

Untuk jasa itu, orang yang nge-buz (BUZZER) dibayar per job, per proyek atau dikontrak dalam waktu tertentu.

Alhamdulillah, selama ini saya masih BUZZER kelas cere, keroco, ngebuzzer terbatas untuk brand, bukan politik.

Sekali-kalinya jadi BUZZER politik, waktu Pilpres 2019 lalu. Gak lama, saya mundur, setelah membaca materi buzzernya cenderung menyerang dan menjelek-jelekkan Paslon lain.

Belum lama ini ada tawaran lagi nge-buzzer. Bahkan, ada tawaran ngebuzzer khusus materi politik dan hukum, mungkin karena mereka tahu background saya wartawan dan advokat (lawyer), tapi saya masih pikir-pikir. Ini berisiko.

Lebih aman memang nge-buzzer soal produk. Seperti handphone dan laptop. Aman dan uangnya berkah....hehe...

Tapi nge-buzzer produk, bukan tidak bermasalah. Paling tidak teman saya yang juga blogger, menuding buzzer seperti ini lebih tepat disebut "Digi Marketer". 

Entah apa maksudnya. Suka-suka dialah berpendapat dan itu juga hak dia. Gak ada yang boleh melarang berpendapat di negeri ini. Aspirasi harus dihormati dan dihargai. Yang gak etis itu, nyinyir kepada buzzer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun