Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Nabire menegaskan posisi strategisnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas melalui inisiatif pembentukan dan pembinaan Koperasi Merah Putih di tingkat kampung. Inisiatif ini tidak hanya mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat ekonomi kerakyatan, tetapi juga menjadi salah satu pendekatan nyata untuk menjawab tantangan struktural yang dihadapi oleh masyarakat kampung dalam mengakses peluang usaha dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Dalam konteks daerah seperti Nabire yang mayoritas wilayahnya terdiri dari kampung-kampung dengan kondisi geografis yang cukup menantang, koperasi menjadi alternatif ideal sebagai sarana kolektif untuk mengelola potensi lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. DPMK melihat bahwa kekuatan ekonomi lokal tidak akan tumbuh dari atas ke bawah, tetapi harus dibangun dari bawah ke atas melalui pemberdayaan warga yang berbasis komunitas dan kelembagaan kampung.
Sekretaris DPMK Nabire, Fransiskus Magai, S.IP, yang mewakili Kepala Dinas Pilemon Madai, S.Th., M.Th., menjelaskan bahwa peran DPMK dalam program ini bukan sebagai pelaksana utama kegiatan koperasi, melainkan sebagai fasilitator yang membuka jalan bagi terbentuknya struktur organisasi koperasi yang sehat dan mandiri. DPMK bertugas mendampingi proses awal pembentukan pengurus koperasi dan memfasilitasi penyusunan kerangka dasar kelembagaan koperasi, seperti struktur pengurus, penyusunan AD/ART, serta dokumen legalitas lainnya yang dibutuhkan dalam pendirian koperasi. Penekanan diberikan pada aspek pendampingan administratif dan edukasi dasar, bukan pada keterlibatan langsung dalam manajemen atau operasional koperasi sehari-hari. Strategi ini dimaksudkan agar koperasi yang terbentuk benar-benar lahir dari kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat kampung, bukan sebagai proyek dari atas yang kurang membumi.
Dalam praktiknya, DPMK hanya memfokuskan program pembentukan Koperasi Merah Putih di tingkat kampung, bukan kelurahan, dengan alasan utama bahwa struktur sosial dan kebutuhan ekonomi di kampung berbeda secara signifikan. Masyarakat kampung umumnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong dan memiliki keterikatan komunitas yang kuat, sehingga koperasi dinilai sebagai wadah yang tepat untuk mengelola potensi ekonomi secara bersama-sama. Menurut Fransiskus, DPMK telah mendekatkan proses ini ke 72 kampung yang tersebar di wilayah Nabire, sebagai bentuk nyata keberpihakan terhadap desa-desa yang selama ini kurang terjangkau akses program pembangunan ekonomi. Dengan pendekatan langsung ke kampung-kampung, pemerintah daerah berharap mampu menutup kesenjangan ekonomi antara wilayah perkotaan dan perdesaan serta membuka ruang bagi tumbuhnya wirausaha lokal yang berkelanjutan.
Langkah awal ini mencakup berbagai bentuk dukungan teknis dan edukatif dari DPMK, seperti penyuluhan tentang pentingnya koperasi sebagai pilar ekonomi desa, pendampingan dalam proses legalisasi koperasi, serta penyusunan rencana kerja awal bagi pengurus. Setelah koperasi resmi terbentuk, DPMK akan mengambil peran sebagai mitra strategis yang dapat dihubungi ketika koperasi menghadapi tantangan, membutuhkan pelatihan tambahan, atau ingin memperluas jaringan kemitraan usaha. Dengan model pembinaan berbasis fasilitasi ini, DPMK ingin mendorong munculnya koperasi yang tidak hanya kuat secara struktur dan operasional, tetapi juga memiliki tingkat kemandirian yang tinggi serta loyalitas dari anggotanya. Pengurus dan anggota koperasi didorong untuk belajar mengelola sendiri koperasinya secara profesional, transparan, dan akuntabel, agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata di seluruh lapisan masyarakat kampung.
Melalui inisiatif pembentukan Koperasi Merah Putih ini, pemerintah daerah melalui DPMK menaruh harapan besar bahwa akan tercipta ekosistem ekonomi lokal yang dinamis, berdaya saing, dan inklusif. Koperasi diharapkan tidak hanya menjadi tempat menyimpan dan meminjam uang, tetapi juga menjadi pusat kegiatan ekonomi, pendidikan kewirausahaan, serta penguatan solidaritas sosial masyarakat kampung. Dengan sistem yang dibangun dari bawah, koperasi bisa menjadi alat penting untuk memperkuat ekonomi keluarga, menciptakan lapangan kerja, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nabire secara menyeluruh. Keterlibatan aktif warga dalam mengelola koperasi juga akan menumbuhkan semangat kemandirian, kepemimpinan lokal, serta rasa tanggung jawab kolektif terhadap pembangunan kampungnya masing-masing. Dengan demikian, Koperasi Merah Putih bukan hanya lembaga ekonomi, melainkan simbol dari semangat gotong royong dan kebangkitan ekonomi desa yang sejati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI