Mohon tunggu...
Dadang Gusyana
Dadang Gusyana Mohon Tunggu... Ilmuwan - Regional Agronomist

Writing, Training and Traveling

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sengkleh pada Kelapa Sawit: Hanya karena Water Deficit?

19 April 2024   14:51 Diperbarui: 19 April 2024   15:00 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dampaknya pengambilan air oleh akar menjadi terbatas yang menyebabkan ujung-ujung akar kehilangan turgor yang pada akhirnya dapat rusak bahkan feeding root mati. Berkurangnya kadar air tanah tergantung pada jenis tanah, semakin tinggi menyerap air (tanah Gambut/rawa) maka akan semakin kecil persentase kehilangan air. Sementara pada tanah Mineral kadar air lebih rendah selisih  4%-9% dari kondisi normal.
Pengambilan air yang terbatas menurunkan penambahan luas daun yang akan menurunkan konsumsi CO2 dan energi yang ditunjukkan dengan tertundanya pelepah muda (daun tombak) untuk membuka (4-5 daun tombak). Beberapa kasus di Kalimantan Tengah berdampak pada water defisit 200-400 mm penurunan produksi 0-30% dari normal.

Produksi : Dampak kekeringan pada tahun I, berdampak pada penurunan produksi biomasa, sehingga pasokan untuk pertumbuhan organ generatif terganggu mengakibatkan kegagalan perkembangan tandan buah. Buah menjadi busuk dan jumlah tandan menjadi berkurang. Dampak tahun II dan III berhubungan dengan aspek fenologis tandan buah, yaitu gugurnya bunga sebelum antesis. Tanaman berumur <15 tahun mengalami fenomena dampak pada tahun II, sedangkan tanaman >15 tahun dampaknya dominan pada tahun III. Respon kelompok tanaman muda <5 tahun sangat rentan (penurunan hingga 60%) akibat panen pertama tertunda. Tanaman umur >5-15 tahun relatif paling tahan cekaman kekeringan (penurunan produksi 10%).

Merujuk riset RPN mengenai Pemanfaatan Bio-Silika untuk Meningkatkan Produktivitas dan Ketahanan Terhadap Cekaman Kekeringan pada Kelapa Sawit (Laksmita Prima Santi, 2016) Anomali iklim dapat mempengaruhi faktor biotik seperti hama dan penyakit serta faktor abiotik yang mencakup perubahan curah hujan, suhu, gelombang panas, dan kehilangan air. Sebagai upaya mengatasi pengaruh negatif dari anomali ini, pengembangan usaha perkebunan dengan daya tahan tinggi terhadap kondisi yang kurang menguntungkan tidak terlepas dari penerapan teknologi yang dihasilkan dari aktivitas riset bioteknologi, salah satunya adalah pemanfaatan biosilika. Silika (Si) merupakan unsur kedua yang kandungannya di dalam tanah cukup melimpah dengan konsentrasi yang sangat beragam.

Apa yang harus kita lakukan? hingga saat ini belum ada hasil riset yang pasti penyebab sengkleh ini, untuk itu penting untuk menerapkan langkah pengendalian preventif, seperti pemilihan varietas yang tahan kekeringan, pemupukan yang seimbang, pengendalian hama dan penyakit secara teratur, serta pemeliharaan yang baik untuk mengurangi risiko pelepah sawit patah.

Penulis: Firlana, S.P.,M.Si, Manager Agronomist STA Resources dan Dadang Gusyana, S.Si MP, Ketua Bidang Agronomi P3Pi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun