Mohon tunggu...
PRIADARSINI (DESSY)
PRIADARSINI (DESSY) Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Biasa

penikmat jengQ, pemerhati jamban, penggila serial Supernatural, pengagum Jensen Ackles, penyuka novel John Grisham, pecinta lagu Iwan Fals, pendukung garis keras Manchester United ....................................................................................................................... member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hati-hati Modus Baru Pembobolan Kartu Kredit!

15 Agustus 2018   14:56 Diperbarui: 15 Agustus 2018   17:44 6312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu malam yang sunyi, tanggal 1 Agustus 2018 sekitar jam 8 malam, tiba-tiba ada SMS dari Citibank, kalau ada transaksi sebesar Rp. 11.607.600. Waduh, padahal lagi sibuk nulis di Kompasiana. Kok tiba-tiba ada transaksi sebesar itu. Langsung deg-deg ser. Halah.

dok pribadi
dok pribadi
Jadilah aktivitas menulis aku hentikan dulu, lalu menelpon Citibank. Customer Service (CS) Citibank memastikan lagi kalau itu bukan transaksi aku dan juga bukan saudara aku, yang mungkin pinjam kartu kredit. Setelah itu CS memblokir sekaligus menutup kartu kredit aku, karena berarti data sudah bocor, agar tidak melakukan transaksi untuk kedua kalinya. Sebagai gantinya akan dibuatkan kartu kredit baru dengan nomor yang baru.

CS Citibank menginformasikan bahwa untuk proses sanggahan, ada formulir yang harus diisi, dan akan dikirim email besok siang. Karena ada bagian khusus untuk mengurus sanggahan. Untuk prosesnya bisa 45 hari. Waduh lumayan lama dong ya. Tapi ya sudahlah pasrah, karena menurut Citibank kejadian seperti ini memang lumayan sering.

Kemudian lanjut lagi nulis di Kompasiana, begitu tulisan sudah tayang sekitar jam setengah 10. Aku kembali lagi mikir soal pembobolan kartu kredit ini. Dalam hati aku bersyukur merchant ini PT Garuda Indonesia, yang tentu lebih mudah untuk dikonfirmasi. Coba kalau merchant asing dari luar negeri tambah ribet dah urusannya.

Terus jadi kepikiran, kenapa nggak coba telpon Call Center Garuda Indonesia (GIA) aja. Aku telponlah GIA, aku ceritakan masalahnya. Lalu CS GIA mengecek transaksi dari nomor kartu kredit aku pada jam 8 malam. Setelah agak lama menunggu, CS-nya pun bilang memang ada transaksi sebesar Rp. 11.607.600 dan memang dari kartu kredit aku. Dan CS GIA menginformasikan agar aku mengemail Surat Sanggahan dengan dilampirkan bukti transaksi. Kalau di GIA, nggak perlu pakai formulir, cukup ceritakan masalahnya di pesan e-mail.

Aku pun sempat menanyakan, "kok verifikasinya tidak pakai OTP?". Karena kalau pakai OTP, paling tidak aku tau kan, ada yang coba transaksi. Menurut CS GIA, verifikasi di GIA sangat komplit yaitu, tanggal lahir, alamat, no hp dan 3 angka di belakang kartu (CVV). Itu artinya semua data aku diketahui pembobol itu.

Langkah selanjutnya, tanpa buang-buang waktu aku langsung email ke GIA. Seperti berikut:

dok pribadi
dok pribadi
Setelah kirim email, aku pun mengingat-ingat saat kapan data aku sampai bocor segitu banyaknya. Akhirnya ingat, siang harinya aku terima email seperti ini:

dok pribadi
dok pribadi
Nah momen saat aku terima email itu pas banget. Pas aku lagi panik, KTP aku nggak ada di dompet. Lagi sibuk nyari-nyari KTP. Jadi aku lagi ikutan launching suatu produk, terus KTP aku diminta untuk registrasi. Dan seingat aku, sudah aku kembalikan ke dompet. Ternyata nggak ada. Lagi ke sana sini nyari KTP, terus ada email itu, yang isinya kok nakutin seakan-akan akun Apple aku sedang terkena kasus penipuan.

Tanpa pikir panjang, karena sepertinya darurat, aku langsung verifikasi akun. Dan tau nggak data yang disuruh isi, nama, tanggal lahir, alamat, no hp, no kartu kredit dan CVV. Berhubung AppleID memang datanya seperti itu, ya sudah aku isi aja. Eh malah ternyata dia yang nipu.

Udah gitu KTP aku ternyata nggak hilang, tapi masih ada di SPG tempat registrasi. Hadeuuuuh..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun