Ruko Bukit Serpong Mas, Blok A1.15. Membuka studio musik ini, Michel membangunnya bersama istrinya. Waktu itu masih sudah menikah dan membuka studionya untuk bekal berumah tangga kedepannya. Diawali dari kegemaran Michel untuk mendengarkan musik. Itu akan menasehati beliau, dan kebetulan istrinya juga bisa memainkan. Jadi mereka ingin memfasilitasi band-band yang perlu latihan
Hampir semua alat musik disekitarnya itu mahal. Terutamanya itu ampli gitar dan drum itu harganya lumayan di atas dua puluh juta, untuk gitar-gitar juga mereka pakai band-band bagus. Sejauh itu, studio musiknya ramai. Pertama yang di weekend, karena di hari itu banyak orang yang mengisi waktu luang untuk latihan band. Di hari biasa itu lumayan ramai juga
Di studio musik ada rental PS (Playstation). Mereka membuka rental PS itu untuk memfasilitasi sebagai waktu juga yang salah satunya, supaya band-band yang menunggu atau sesudah latihan ingin main game untuk melewati waktu sementara. Dukanya Michel itu seperti waktu kondisi pandemi 2020, semua linear perusahaan pasti agak menurun usahaan. Diluar itu seperti misalnya kalau ada kerusakan dan pemeliharaan alat
Pesanan dari Michel: "Untuk studio musik yang lain tetap semangat, dijaga sikapnya juga, dan sabarkanlah kalau kadang-kadang studio mungkin ada sepinya sedikit. Namanya juga usaha, tidak selalu semuanya ramai, pasti ada momen-momen tertentu. Mungkin lagi menurun, lalu kita harus sabar dan menjalani saja"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI