Penulis : Mahasiswa KKN UIN Banten Kelompok 64 Kelurahan TaktakanÂ
DPL : Bapak. Sanawi, S. Ag., M.A
Penyuluhan stunting yang dilaksanakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) di Link. Cori RW 04, Kelurahan Taktakan pada tanggal 29 Juli 2025 dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB menjadi salah satu upaya nyata dalam mendukung penanggulangan masalah stunting di masyarakat. Stunting merupakan kondisi gizi kronis yang dialami anak sejak masa awal kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang tidak optimal, sehingga berpengaruh negatif terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan. Oleh karena itu, kegiatan ini sangat penting dilaksanakan sebagai bentuk edukasi dan pemberdayaan masyarakat, khususnya pada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan orang tua balita.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya stunting, yakni kondisi serius yang berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Masyarakat diajak untuk menyadari bahwa stunting bukan sekadar masalah tinggi badan yang pendek, tetapi juga menyangkut kualitas hidup anak di masa depan, termasuk kemampuan belajar dan produktivitas kerja saat dewasa.
Acara penyuluhan ini dihadiri oleh Ibu Tri Yulianingsih, S.K.M., M.Si, selaku Kasi Pemberdayaan Masyarakat dari Kelurahan Taktakan. Kehadiran beliau memberikan dukungan dan motivasi bagi warga serta mahasiswa KUKERTA dalam menjalankan program ini. Partisipasi aktif dari pemerintah kelurahan menambah bobot pentingnya program komunitas ini sebagai kolaborasi multi-sektor dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kegiatan  penyuluhan ini juga menghadirkan narasumber utama yaitu Ibu Bidan Haerunisa, S.Keb. Bd dari Puskesmas Kelurahan Taktakan, yang berbagi wawasan mendalam mengenai penyebab, dampak, serta langkah-langkah pencegahan stunting. Materi yang disampaikan meliputi pentingnya gizi seimbang dimulai dari masa kehamilan, pemberian ASI eksklusif, pengenalan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi, serta pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan agar risiko infeksi yang dapat memperparah stunting bisa diminimalisir. Selain itu, pemateri memberikan penjelasan tentang tanda-tanda anak yang berisiko mengalami stunting dan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin di fasilitas kesehatan seperti posyandu maupun puskesmas.
Ibu Bidan menjelaskan bahwa "Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (Sejak janin dalam kandungan sampai usia 2 tahun). Anak yang stunting biasanya lebih pendek dari anak seusianya, dan juga bisa mengalami hambatan perkembangan otak".
Dan Ibu Dewi juga mengatakan bahwa "Anak yang mengalami stunting sudah dapat dipastikan memiliki tubuh yang pendek, namun anak yang bertubuh pendek belum tentu mengalami stunting".
Bagaimana Tanggapan Masyarakat Link Cori dengan adanya kegiatan penyuluhan stunting ini?
Kegiatan penyuluhan stunting di Lingkungan Cori mendapat sambutan yang sangat positif dari masyarakat. Sebanyak 52 orang peserta hadir, terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, orang tua balita, kader Posyandu, dan tokoh masyarakat. Antusiasme terlihat jelas selama acara berlangsung, mulai dari sesi penyampaian materi hingga tanya jawab. Para peserta mengapresiasi kegiatan ini dan menyatakan bahwa informasi yang diberikan sangat bermanfaat sebagai bekal dalam merawat anak-anak agar tumbuh sehat dan cerdas. Bahkan, beberapa kader Posyandu menyampaikan keinginan untuk melanjutkan kerja sama dengan mahasiswa KUKERTA dalam bentuk kegiatan lanjutan, menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya tertarik tetapi juga berkomitmen untuk terus meningkatkan pemahaman tentang pencegahan stunting. Respon yang hangat ini membuktikan bahwa penyuluhan semacam ini benar-benar dibutuhkan dan diharapkan dapat berkelanjutan di masa mendatang.
Penyuluhan ini ditutup dengan pembagian konsumsi sehat untuk peserta sebagai bentuk konkret penerapan pola hidup sehat dan gizi seimbang yang telah disampaikan selama penyuluhan. Pemberian konsumsi sehat ini tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga menjadi pengalaman nyata bagi peserta untuk merasakan langsung manfaat asupan gizi yang baik bagi kesehatan ibu dan balita. Dokumentasi kegiatan berupa foto bersama juga dilakukan sebagai bentuk pencatatan dan peningkatan kesadaran kolektif atas komitmen bersama menurunkan angka stunting di lingkungan tersebut.
Secara keseluruhan, kegiatan penyuluhan stunting ini berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat di Link. Cori RW 04 tentang bahaya stunting dan bagaimana cara pencegahannya. Dengan dukungan dari masyarakat dan pemerintah kelurahan, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan, program ini menjadi langkah strategis dalam menciptakan generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan produktif. Keberlanjutan program penyuluhan dan pengawasan kesehatan secara berkala sangat disarankan untuk memastikan hasil intervensi dapat optimal serta mengurangi risiko stunting secara signifikan di wilayah tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI