Mohon tunggu...
Prastawa Alif Pamuji
Prastawa Alif Pamuji Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Astrophile.

Suka astronomi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suar Terakhir

22 Januari 2023   02:50 Diperbarui: 22 Januari 2023   06:12 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest/pluspixels.tumblr.com

Sudah jelas kau pasti mempertanyakannya. Lihatlah dengan seksama! Lihatlah! Suar itu terbang dan mengambang di udara. Oh, matamu. Kilauan merah terjebak di dalam matamu. Asap merah memenuhi bola matamu. Kau menyukainya?

Hey! Cukup! Sudah cukup! Asal kau tahu, di saat matamu terpaku ke arah cahaya itu begitu lama, ada seseorang meringkuk lemas di seberangmu.

Tengoklah, Bajingan! Kau tidak sendiri! Ada seseorang menembakkan suar itu. Ada seseorang di sana! Sudah lama ia mencoba menembakkan suar itu. Beberapa kali ia mencoba, namun kau tak pernah mau melihatnya. Itu suar terakhirnya. Temui dia, Berengsek!

***

Cukup lama aku memandang suar itu. Kepulan asap merah merekah dengan begitu cerah dan indah. Jalur lintasan cahaya suar itu masih terlihat. Aku mencoba mendekat ke arah ujungnya. Siapa yang menembakkannya ke atas?

Jalan yang kupijak sedikit diterangi oleh cahaya suar yang masih bersinar di atas. Aku berjalan lurus, berjalan dengan pelan menuju ujung tembakan.

Aku melihat seseorang sedang meringkuk kaku. Tubuhnya terlihat lemas membatu. Aku perlahan mendekat. Oh sungguh, wajah malang itu terlihat jelas. Kenapa aku melihat diriku sendiri di sini? Kenapa diriku seperti ini? Kenapa dia? Apa yang sudah terjadi?

***

Asal kau tahu, apa yang kau lihat adalah jiwamu sendiri. Kau berhasil membuatnya sekarat, meringkuk karena kesakitan tak berujung yang sudah lama kau lakukan.

Apakah kau sekarang sadar? Bajingan. Kau membunuh jiwamu secara perlahan. Kau tak pernah sesekali mendengar ucapannya. Kau tak pernah sesekali memahaminya. Kau tak pernah sesekali melihatnya begitu tersiksa. Kau tak pernah sesekali pun menemuinya. Kau tak pernah sekali pun menolongnya. Tak pernah. Sekali pun tak pernah. Itu semua ulahmu. Kau pembunuh! Dasar pembunuh! Berengsek!

Berhentilah sekarang juga. Berhentilah menjadi naif dan menerima semua beban yang seharusnya tak kau terima. Kau tidak sendiri. Ada jiwamu di dalamnya. Jika tidak kau lakukan, jika kau tidak berhenti sekarang juga, jiwamu akan benar-benar mati! Berhentilah menyakiti jiwamu yang sudah sekarat, Bajingan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun