Mohon tunggu...
CUREVA
CUREVA Mohon Tunggu... PKM-KC 2025 Universitas Udayana

CUREVA merupakan tim Program Kreativitas Mahasiswa skema Karsa Cipta tahun 2025. Tim CUREVA berkolaborasi untuk merekonstruksi 3D objek cagar budaya dengan pendekatan Gaussian Splatting dan Visual Language Model.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Kolaborasi Mahasiswa UNUD Kembangkan CUREVA: Inovasi Rekonstruksi 3D Cagar Budaya Melalui Teknologi Gaussian Splatting dan Visual Language Model

14 Oktober 2025   02:52 Diperbarui: 14 Oktober 2025   02:52 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi sering lahir dari kolaborasi lintas disiplin. Hal inilah yang ditunjukkan oleh tim PKM-KC Universitas Udayana melalui proyek  CUREVA (Cultural Reconstruction Innovation) sebuah inisiatif yang berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa skema Karsa Cipta (PKM-KC) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi benda cagar budaya di Indonesia yang banyak mengalami kerusakan, tim kami berupaya menghadirkan solusi digital yang bisa membantu pelestarian melalui teknologi rekonstruksi 3D. Dengan memadukan Gaussian Splatting (GS) dan Visual Language Model (VLM), kami mengembangkan sistem berbasis web yang mampu merekonstruksi, mendokumentasikan, dan memperlihatkan kembali bentuk asli artefak secara akurat.

Web app CUREVA menjadi pusat dari seluruh proses rekonstruksi digital ini. Melalui teknologi Gaussian Splatting, bentuk, warna, dan tekstur artefak dapat direproduksi dengan tingkat akurasi tinggi. Metode ini bahkan lebih efisien dari Neural Radiance Field (NeRF) karena waktu pemrosesan yang lebih cepat dan dapat diakses langsung lewat browser.

Gambar Perkembangan Teknologi Rekonstruksi 3D 
Gambar Perkembangan Teknologi Rekonstruksi 3D 

Gambar Proses Rekonstruksi 3D Pada Algoritma Gaussian Splatting 
Gambar Proses Rekonstruksi 3D Pada Algoritma Gaussian Splatting 

Tak berhenti di situ, tim kami juga memanfaatkan Visual Language Model (VLM), sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) yang bisa memahami hubungan antara data visual dan teks. Dengan model ini, hasil rekonstruksi tak hanya berupa bentuk tiga dimensi, tetapi juga disertai konteks deskriptif yang memperkaya pemahaman pengguna.

Proyek ini digarap oleh lima mahasiswa lintas fakultas: Nabiel Rafa Angela Bhaswara (Teknik Mesin) sebagai ketua tim, bersama I Putu Galih Bhramanta Yudarsana (Teknik Mesin), Egidius Santus Dominus (Teknologi Informasi), Mouzalina Raisha Anfal, dan Kavita DiyaZinta Dewi (keduanya dari Arkeologi). Kami dibimbing oleh Prof. I Wayan Widhiada, S.T., M.Sc., Ph.D.

Anggota Tim CUREVA
Anggota Tim CUREVA
Kolaborasi lintas bidang ini menjadi bukti bahwa inovasi besar bisa lahir ketika teknologi dan humaniora berjalan beriringan. Melalui CUREVA, kami tidak hanya berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam menjaga jati diri bangsa lewat pelestarian budaya dengan cara yang relevan di era digital.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun