Mohon tunggu...
Cupi Valhalla
Cupi Valhalla Mohon Tunggu... -

A traveling lover, An environmentalist, and An ordinary person who has many extraordinary passions. Having been learning the subject of the environmental safety and health at Technische Hogeschool te P.V.J

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yuk, Intip Kantin Kampus di Jerman!

2 April 2015   23:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:36 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KELAS BUBAR. Tidak biasanya lebih cepat 15 menit dari waktunya. Kuamankan lappy kesayangan. Melipat meja dan segera meninggalkan kelas. Hembusan angin dingin menyayat kulit ketika berada di luar. Kuurungkan niat melangkah jauh. 7 derajat Celsius tertulis di layar ponselku. Aku menyesalkan tidak memakai jaket bulu dombaku.Sweater tipis yang melekat di tubuhku, tentu tidak mampu membungkam suhu yang menggila.

Ya sudah, akhirnya kuputuskan menuju kantin kampus. Karena jarak yang cukup jauh, niatku mengembalikan buku ke perspustakaan kubatalkan. Beruntung letak kantin kampus satu gedung dengan kelasku. Di sini, kantin kampus disebut dengan Mensa. Pertama kali ke Mensa, aku merasa asing dan kikuk bak orang udik. Untungnya mahasiswa lokal di sini sangat bersahabat, mereka mengajariku banyak hal.

[caption id="attachment_376377" align="aligncenter" width="490" caption="Gedung Mensa Di Kampus"][/caption]

Sampailah aku ke ruangan utama Mensa. Pandanganku berspionase cepat. Tidak seramai seperti biasanya. Mungkin karena kelasku selesai lebih awal. Mensa di kampus ini terbagi dua bagian. Lantai bawah yang disebutCafeterian, seperti layaknya Café menyajikan menu kudapan ringan, seperti aneka cookies, roti, kue, dan minuman pelengkapnya. Bagian ini sangat cocok untuk bercengkerama santai sembari menikmati kudapan ringan.

Jika sedang mengerjakan tugas, aku biasanya menghabiskan waktu duduk di spot favoritku di Café ini. Di pojokanoutdoor di samping  pohon Ginkgo. Ketika angin lembut berdesir, gemerisik dedaunan kuning keemasannya mampu membiaskan kesan magis yang damai. Terkadang beberapa bulir helai daunnya jatuh lunglai menyapaku yang berada di bawahnya. Sungguh menentramkan!

[caption id="attachment_376378" align="aligncenter" width="500" caption="Bagian outdoor Cafeteria Kampus"]

14279891721333995385
14279891721333995385
[/caption]

Sementara lantai di atasnya adalah bagian utama kantin, Mensa. Di sinilah pusat berkumpulnya mahasiswa dan staf pengajar menikmati waktu makannya. Ruangan ini sangat besar sekali, terdiri dari skat-skat yang teratur dan tersistematis. Mulai dari skat awal, skat untuk mengambil tempat makan seperti nampan. Ada mesin otomatis yang mengeluarkan nampan-nampan bersih yang akan digunakan. Tidak jauh dari mesin, terpajang dua jenis pilihantools untuk membersihkan tangan, yakni wastafel dan sanitizer utility.

[caption id="attachment_376379" align="aligncenter" width="420" caption="Utilitas Tempat Mengambil Nampan Makanan"]

14279892581727173372
14279892581727173372
[/caption]

Kemudian masuk ke skat ruangan yang penuh dengan stand-stand makanan beraneka jenis. Di setiap stand, terdapat tampilan menu yang disajikan pada papan layar digital, beserta harganya. Semua nama menu makanan ditulis dengan bahasa setempat, bahasa Jerman. Perlu untuk diketahui, makanan yang telah  diambil tidak dapat dikembalikan lagi. Alasannya untuk menjaga kehigienisan dan keamanan makanan bagi penikmat lainnya. Aku pernah menghadapi kejadian serius untuk kasus ini. Pada minggu pertama, aku memutuskan pergi sendirian ke Mensa. Karena keterbatasan bahasa lokalku untuk istilah-istilah makanan, akhirnya aku tidak mengetahui kalau menu yang kuambil waktu itu adalah potongan daging yang tidak seharusnya dikonsumsi oleh aku yang seorang muslim, yakni daging babi.

Mengetahui hal itu dari juru kasir kantin, akhirnya aku kembali ke stand tersebut dan berniat mengembalikannya. Namun, keinginanku ditolak. Karena setiap sajian yang telah diambil tidak dapat dikembalikan dan harus dibayar. Aku meminta untuk berbicara langsung kepada supervisor pengelola kantin, karena koki yang memasak di stand tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa inggris.

Singkatnya, akhirnya aku mendapatkan keringanan untuk mengganti menu yang telah kuambil dengan jenis lainnya. Supervisor itu ternyata seorang muslim keturunan Turki. Tentu dia sangat mengerti alasanku. Aku sempat bertanya, akan diapakan selanjutnya menu yang kukembalikan. Dia mengatakan akan diberikan untuk konsumsi hewan ternak, sekaligus dengan sampah dapur organik kantin yang telah dikumpulkan. Benar-benar konsisten menjaga mutu dan kualitas makanan.

[caption id="attachment_376381" align="aligncenter" width="420" caption="Menunggu dan Mengantri di Stand Makanan"]

14279895021547048201
14279895021547048201
[/caption]

Setelah mendapatkan menu yang diinginkan, termasuk tambahan minuman dan dessert. Selanjutnya menunggu antrian untuk membayarnya di skat kasir sesuai dengan harga menu yang dipilih. Yang menarik di sini adalah, untuk makanan jenis tertentu seperti salad dan soup, harga ditentukan dengan menakar massanya. Selain itu, untuk pelajar di kampus, akan mendapatkan subsidi potongan dengan menunjukkan kartu mahasiswa atau keterangan dari kampus. Terkadang sang kasir akan memberikan bonus berupa buah atau sedikit informasi tentang menu yang dipilih, seperti kasus yang aku alami, sang kasir memberitahukan kalau potongan daging yang kupilih adalah potongan daging celeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun