Mohon tunggu...
Muslimah Fikrul Mustanir
Muslimah Fikrul Mustanir Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bersama menuju muslim kaffah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Remaja ala Sekularisasi

6 Februari 2018   19:57 Diperbarui: 7 Februari 2018   20:24 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kasus penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya seorang Guru di SMAN 1 Torjun , Sampang , Jawa Timur, mendapat perhatian semua kalangan,salah satunya datang dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Bupati dua periode ini mengaku prihatin atas kekerasan yang dilakukan murid terhadap gurunya.

Menurutnya, kejadian ini merupakan bencana bagi dunia pendidikan . Mengingat, saat ini banyak pihak yang telah menganiaya guru, baik secara fisik maupun mental . Sudah berapa banyak, para guru yang dilaporkan ke polisi hanya karena orang tua tak terima anaknya di tegur oleh guru tersebut. republika.co.id

Apa yang dikatakan Bupati Purwakarta bahwa ini merupakan bencana bagi dunia Pendidikan, memang benar dan yang harus disadari bahwa semua ini terjadi akibat sistem yang diterapkan dunia  Pendidikan , terutama negara, ketika masih menerapkan sistem sekularisasi , dimana agama sudah tidak lagi dipakai dalam semua aspek kehidupan , maka jangan berharap akan menghasilkan anak -anak yang akan memuliakan guru , yang ada mereka akan semakin berani karena mereka akan berlindung di bawah payung HAM.

Sungguh jauh berbeda , anak-anak di jaman ketika islam di berlakukan oleh negara , dengan kehidupan anak-anak jaman sekarang ketika negara memberlakukan aturan sekularisme demokrasi. Anak-anak yang hidup di bawah aturan islam , begitu menghormati dan memuliakan gurunya, karena mereka paham , memuliakan dan menghormati guru adalah bagian dari perintah Allah, sehingga ketika mereka melanggar perintah Allah akan mendapat murka Allah.   

Dalam sistem sekularisai demokrasi, remaja diberikan ruang yang sebebas -bebasnya, atas nama HAM  , mereka bebas melakukan apa saja. Karena bebas akhirnya dalam berperilakupun lebih senang mengadopsi budaya ala barat daripada budaya islam.

Semua perilaku remaja yang jauh dari nilai-nilai kebaikan menurut islam , harus kita arahkan agar perilaku mereka sesuai dengan aturan islam, tentunya tidak mudah untuk melakukan semua itu,  tentu saja haruslah ada usaha dari semua kalangan , harus sinergi, dan ini tidak bisa lepas dari :

1. Peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya, orang tua harus membekali anak sedini mungkin dengan aqidah islam, dengan penahaman islam, dengan aqidah islam dan pehaman islam, anak-anak jadi memahami bagaimana harus berperilaku,sehingga tidak akan terpengaruh oleh perilaku yang kurang baik.

2.Peran lingkungan , lingkungan yang baik akan mempengaruhi perilaku seorang anak,  begitupun sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan mempengaruhi perilaku anak. Walaupun orang tua sudah membekali anak dengan aqidah dan pemahaman islam , kalau lingkungan kurang baik ,pada akhirnya akan terbawa juga.

3. Peran negara, disinilah yang paling urgen, negara punya kewajiban melindungi anak-anak sebagai generasi, salah satunya dengan mengcounter semua budaya , yang akan merusak generasi, seperti film -film yang memaparkan tentang kekerasan, pornografi pornoaksi dan lain-lain. Walaupun sekuat apapun keluarga dan lingkungan dalam mewujudkan generasi yang baik sesuai islam , apalah artinya kalau negara lepas tangan

Sudah saatnya remaja sebagai generasi, untuk menjauhkan diri dari budaya liberalisasi sekularisasi, saatnya untuk merapat pada budaya islam, dengan menjadikan rosulullah sebagai idola. Hanya dengan islam anak -anak akan menjadi generasi yang mulia, yang mendapat ridlo dari Sang Pencipta.

Wallohu a'lam

Siti Aminah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun