Kalimat berbahasa arab yang ditulis dengan huruf latin sering menuai kontroversi. Hal ini kerap terjadi karena benturan pemahaman dalam berbahasa. Ketika orang Indonesia mempelajari kaidah bahasa Arab, ia lupa akan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penting untuk mengetahui tentang EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) bahasa Indonesia yang termaktub dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Penulisan kalimat berbahasa arab dalam KBBI ada dua macam:
1. Kata serapan: kata yang diserap dari bahasa Arab berdasarkan kaidah bahasa Indonesia, kata serapan ini sama sekali tidak mengubah makna. Contoh: menjadi nikmat.
2. Translitrasi: penyalinan atau penulisan penyesuaian suatu kata dengan penggantian huruf arab ke huruf latin.
Contoh:
Ditulis: bismillhir-ramnir-ram .
Kedua versi tersebut bisa digunakan dalam teks naskah, baik formal maupun non formal. Perbedaannya:
Kata serapan adalah versi baku yang ditulis biasa (tidak miring) karena kata baku sudah dianggap sebagai suatu kata dalam bahasa Indonesia. Sedangkan, transliterasi dicetak miring karena versi latin ini masih dianggap bahasa asing. Dia sejatinya masih bahasa Arab, tetapi hanya ditulis dalam huruf latin saja.
Sebagian besar kata serapan tidak menggunakan tanda baca, ada sebagian kata yang menggunakan tanda baca seperti kata yang berawalan al, contohnya Al-Qur'an. Sedangkan, transliterasi menggunakan tanda baca tertentu untuk menunjukkan huruf yang tidak ada dalam huruf latin seperti tanda apostrof (') untuk huruf , dst.
Dalam penggunaan sehari-hari; sebagaimana dalam berbahasa Indonesia, bukanlah suatu kesalahan fatal ketika kita menulis dengan kata yang tidak baku. Namun, perlu diperhatikan beberapa hal:
Hindari typo yang akan mengubah arti seperti menulis kata 'alhamdu' dengan 'aljamdu'.
Hindari menyingkat kalimat yang akan mengubah arti dan belum termaktub dalam KBBI seperti menulis ucapan ' as-salmu 'alaikum wa ramatullhi wa baraktuh' dengan ucapan 'mikum'.
Kita harus benar-benar memahami arti dari ungkapan berbahasa arab yang kita gunakan dan mengetahui tujuan serta kapan situasi yang tepat untuk menyampaikan ungkapan tersebut (bukan hanya meniru orang lain).
Meskipun kita menulis kalimat berbahasa Arab dengan huruf latin, kita tetap mengucapkan atau membacanya dengan pelafalan bahasa Arab yang baik.
Jika kita ragu dengan penulisan kata yang tepat, maka ada beberapa alternatif sebagai solusi:
Tidak perlu ragu untuk berbahasa Indonesia yang baik, misalnya mengucapkan 'Selamat pagi!'. Perkataan ini sering dianggap meniru budaya non muslim, padahal ini adalah kata sapaan berbahasa Indonesia yang boleh diucapkan oleh seorang muslim.Â
Jika kita lebih yakin dengan tulisan arab, maka tulislah dengan huruf arab.
Jika kita merasa ribet mengetik kalimat yang panjang, kita dapat menyalin tulisan tersebut yang otomatis tersimpan di clipboard , kemudian kita cukup menempelnya kembali saat membutuhkan kalimat tersebut.
Catatan:
KBBI yang berlaku saat ini adalah KBBI VI, kita dapat mengunduh aplikasinya agar bisa digunakan secara offline .
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI